-35- Hari kelulusan

31 13 0
                                    

. Hari ini adalah hari dimana para siswa kelas XII mengambil hasil jerih payah mereka selama tiga hari.

"YES FINALLY, WE DID IT GIRLS!!" teriak Vanesa saking bahagianya.

Semuanya senang ketika melihat nama mereka masing-masing sudah di nyatakan lulus oleh pihak sekolah SMA N 78.

"Yes gue lulus!" teriak Devano kesenangan.

"Van! Woi! Bukan hanya lo yang lulus.. Gue, Bryant sama yang lain juga lulus. By the way nilai lo berapa sih? Bagus yah?"

"Oh iya dong.. nilai gue bagus semua. Lo berdua gimana?"

"Sama kayak lo, cuman nilai gue di bahasa Inggris rendah sih," kata Kevin.

"Gue juga, tapi di pelajaran matematika," tambah Bryant.

"Emang matematika lo berapa?" tanya Kevin.

"65 sih.. kalau lo gimana?" tanya Bryant kembali.

"60," jawabnya.

"Ck.. Bryant masih lebih tinggi dari lo Kev," timpa Devano.

"Emang lo berapa?" tanya Kevin gemas

"Gue 80 guys,"

"Kalau gitu lo kalah sama Selina, Dev," kata Vanesa yang tiba tiba datang dari belakang mereka.

"Emang tunangan gue dapat berapa?"

"Bentar yah gue panggilin orangnya dulu,"

Setelah Vanesa memanggil Selina, kemudian Selina datang bersama dengan Salma.

"Nilai lo berapa sayang?"

"Nilai rata-rata aku bagus kok.. mau lihat?"

"Iya mana sini gue lihat,"

Devan pun sangat terkejut melihat nilai Selina yang sangat tinggi bahkan bisa dikatakan bahwa saat ini Selina yang mengharumkan nama baik SMA NEGERI 78.

"Widih ini nilai kamu sayang?"

"Iya ini nilai aku dan ini hasil usaha aku,"

"Gimana Devan, merasa iri nggak lo?" tanya Vanesa

"B aja lo kali sa,"

"Udah-udah... yang terpenting saat ini adalah kita lulus dengan hasil yang sangat memuaskan" kata Selina melerai mereka.

Cup..

Devan mencium pipi chubby itu tanpa memperdulikan teman-teman yang berada di sekitarnya.

"Gue bangga sama lo Sel,"

"Ih Devan malu ih.. mana masih ada yang lain lagi,"

"Ekhem.. berarti hari sabtu kalian resmi tunangan kan?" tanya Vanesa.

"Oh iya, kalian jadi tunangan kan hari sabtu?" tanya Salma lagi.

"Kalau aku sih belum tau, abisnya kemarin papanya Devan yang ngomong sama papa aku, sedangkan aku udah ganti baju karena gerah," jelas Selina

"Pasti jadilah," kata Devano dengan nada optimis.

"Dih.. nggak sabaran banget sih nih anak," ujar Kevin.

"Iya lo nggak sabar yah van hehe.." ujar Bryant kemudian di akhiri tawa

"Bryant,"panggil Salma.

"Kenapa Sal?"

"Lo kalau ketawa atau senyum bisa nggak ke bangetan nggak?"

"Lah,kenapa emang nya?"

"Lo gemesin tau" kata Salma yang langsung manja kepada Bryant.

"Fix. Salma udah ketular virus bucin dari Devano," kata Vanesa dengan tatapan heran.

"Hehehe," Salma hanya tertawa saja kepada Vanesa .

Ketika Vanesa sedang asik berbicara dengan Selina tiba-tiba

Cup..

Sebuah kecuapan dari Kevin mendarat di pipi Vanesa.

"Ih Kevin lo ngaggetin tau nggak,"

"Maaf. Eh.. udah mau sore nih, pulang yuk,"

"Iya,"

Kemudian keduanya pamit dari teman-teman mereka dan langsung pulang.

"Loh kok lo nggak bawa motor?" tanya Vanesa.

"Gue sengaja Sa. Hari ini gue mau jalan aja lagian ini juga udah sore, sekalian aja kita jalan sore,"

"Oh gitu, yaudah yuk," kemudian Vanesa menggengam tangan Kevin lalu mereka beranjak meninggalkan sekolah.

Sedangkan Bryant, Devano, Salma dan Selina memutuskan untuk tidak langsung pulang tapi mereka pergi ke starbucks untuk merayakan hari kelulusan mereka, sebenarnya tadi Devan ingin mengajak Kevin dan Vanesa tapi mereka sudah lebih dulu pulang. Mereka menikmati minuman mereka hingga waktu telah menunjukan pukul 4 sore.

"Pulang yuk.. udah sore nih," ujar Devan kepada teman-temannya.

"Yoi,badan gue juga udah gerah semua nih Dev," ujar Bryant yang langsung membuka kemeja sekolahnya. Di samping Bryant, Salma sudah menutup matanya karena yang Salma pikirkan saat ini adalah Bryant tidak memakai baju salinan melaikan hanya kaos kutang saja makanya Salma langsung menutup matanya menggunakan kedua telapak tangan nya.

"Lo kenapa Sal, kenapa merem gitu hm?" tanya Bryant.

"Lo nggak pake baju salinan kan? makanya gue merem," ujar Salma yang masih menutup matanya sedangkan Devan dan Selina sudah tertawa karena apa yang dibilang Salma salah. Bryant memakai kaos putih polos kok di dalem seragamnya.

"Sal," panggil Bryant.

"Hmmm,"

"Buka mata lo Sal,"

"Ih lo pake seragam dulu baru gue bakal buka mata,"

"Sal, coba deh lo pikir kalau emang gue nggak pake baju salinan, pasti dari tadi orang yang jalan udah teriak histeris kan? so now open your eyes, Sal,"

Salma pun membuka matanya secara perlahan dan kini melihat Bryant yang mengenakan kaos putih polosnya.

"Ih kok kalian nggak bilang sih kalau Bryant pake baju salinan?" tanya Salma kepada Devano dan Selina.

"Sengaja Sal," jawab Devan jujur.

"Ih..." kesal Salma.

"Yaudah yuk kita pulang," ujar Devan kepada mereka.

"Yuk!"

Kemudian mereka pulang dari tempat tersebut. Tak lupa juga Devano mengantar Bryant dan Salma ke rumah mereka dan terakhir mengantar gadisnya pulang ke rumah.

Jangan lupa vote dan komen yah guys Xie xie

Selvano [SELESAI]Where stories live. Discover now