“Ya udah, gue mau main ps di ruang tengah ya Le.” Setelah mengucapkan itu, tanpa mendapat persetujuan dari Leo, Devin langsung berjalan turun menuju ruang tengah.

Sementara itu, Leo masuk ke dalam kamar Leta memastikan keberadaan gadis itu. “Ta.”

Leta menatap datar pada Leo, kemudian melemparkan bantal ke arah wajah cowok itu.

“Kenapa lo ajak Devin ke sini hah?! Hampir aja tadi ketahuan tau!” Leo hanya menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal.

“Sssttt, lo diem dulu. Devin mau nginep di sini.”

“Hah?!” Leo langsung membungkam mulut kembarannya dengan tangannya.

“Lo mau identitas gue terbongkar gitu?” tanya Leta tidak percaya.

“Bukan gitu.” Devin menggaruk rambutnya sedikit frustasi, dia sendiri pun tidak tahu situasi apa yang kini menghampirinya.

“Gini, karena Devin mau nginep di sini. Lo pokoknya jangan keluar dulu dari kamar sampe dia tidur di kamar gue.” Leta sedikit menganga mendengar itu.

“Terus gue makannya gimana Le?”

“Ya pokoknya tunggu aja sampe Devin tidur di kamar gue.”

“Lo mau identitas lo tetep kejaga kan?” Leta mengangguk.

“Ikuti saran gue.” Akhirnya Leta hanya mengangguk, meski dirinya tidak yakin bisa menahan lapar sampai malam nanti. Masalahnya, Leta belum makan sejak pagi karena sibuk dengan ponselnya. 

***

Leta memegang perutnya yang berbunyi nyaring, entah sudah keberapa kalinya. Dia menghela napas, kemudian melihat jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam. 

“Kira-kira Devin udah tidur belum ya? Gue laper banget.” Sembari mengelus perutnya, Leta mencoba untuk keluar dari kamarnya.

Mengintip ke bawah, mengamati apakah masih ada Devin atau tidak. Setelah bebarapa detik mengamati, Leta tak menemukan keberadaan Devin. Dia langsung bernapas lega dan segera berlari turun menuju dapur.

Leta langsung mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya. Setelah menemukan roti, dia pun membuka kulkas untuk mengambil minuman dingin dari sana.

“Alhamdulillah, gue nggak jadi mati malam ini,” ucapnya ditengah-tengah kunyahannya.

“Leo emang kampret, tuh anak nggak punya inisiatif banget sih. Harusnya dia kirimin gue makanan atau apa kek, dasar kembaran laknat. Untuk gue nggak sekarat.” Leta terus mengeluarkan umpatan-umpatan kepada kembarannya sembari makan.

Byurr

Leta yang sedang minum langsung menyemburkan minuman yang berada di mulutnya karena dia melihat Devin yang sedang berjalan ke arah dapur.

Melihat itu membuat Leta langsung panik. Tanpa pikir panjang, Leta langsung merangkak ke bawah meja untuk bersembunyi.

Di lain sisi, Devin yang tengah berbaring merasa jika tenggorokannya sangat kering. Dia melihat ke arah Leo yang sudah terlelap. Akhirnya Devin memilih beranjak dari kamar Leo untuk menuju ke arah dapur. Setelah sampai di dapur, dia melihat bungkus roti di atas meja.

“Ternyata Leo orangnya jorok ya, habis makan bukannya diberesin malah dibiarin kayak gini,” ucapnya sembari membereskan bungkus roti di atas meja. Setelah itu, dia membuka kulkas dan mengambil minuman.

Saat Devin hendak menutup kembali botol itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan tutupnya ke lantai. Mau tidak mau dia harus mengambilnya. Sementara itu, Leta menahan napasnya mati-matian ketika Devin membungkukkan badannya untuk mengambil tutup botol.

Leta seketika langsung berkeringat dingin ketika wajah Devin sudah tepat di hadapannya. Sementara Devin. “Aaaa!” Ya, lelaki itu berteriak ketika melihat Leta. Devin terjatuh ke belakang.

“L-lo.” Devin menunjuk wajah Leta membuat gadis itu semakin berkeringat dingin.

“Hantu!” Setelah mengucapkan itu, Devin merangkak ke belakang, lalu berdiri dan langsung lari terbirit-birit kembali ke kamar.

Sementara Leta, dia mengernyitkan dahinya bingung melihat tingkah Devin. Kemudian dia keluar dari bawah meja, melihat Devin yang lari terbirit-birit. 

“Devin kenapa?” tanyanya bingung. Tanpa membuang kesempatan, Leta langsung kembali ke kamarnya.

Tanpa sengaja Leta melihat pantulan dirinya di cermin. Sekarang dia tahu alasan Devin berteriak seperti tadi. Wajah Leta yang masih memakai masker dengan pakaian yang digunakan gadis itu berwarna putih.

Hal itu sudah sangat menjelaskan mengapa seorang Devin berlari ketakutan ketika melihat dirinya. Mengingat itu membuat Leta tertawa karena tingkah Devin.











Tbc...

NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang