45. Punished

4.8K 591 41
                                    


Mirélen [Part 45]

***

Kalau ada typo, tandain ya sahabat! Soalnya ga sempet baca ulang:)

Mirele mengelap pelispisnya yang sudah dibasahi oleh peluh. Gadis itu membawa sapu di tangannya, sementara Fazan yang ada di sampingnya tengah mengepel lantai dengan khitmat.

"Dejavu gak sih lo?"

Mendengar ucapan Fazan, Skyra mengerutkan dahi bingung. "Dejavu kenapa?" Ujarnya tak paham. Mirele memilih duduk di kursi, sungguh, dia lelah.

"Dulu kita dihukum kaya gini juga. Masa lo gak inget," Ujar Fazan yang kemudian memandang ke arah Mirele, "Kenapa lo, sakit?"

Fazan mendekat, menyentuh kening Mirele. "Panas." Gumamnya. Mirele menjauhkan tangan Fazan, "Gue gapapa kok. Matahari lagi terik banget, jadinya panas,"

Fazan memandang Langit, mengintip matahari yang membuat matanya menyipit, "Mana ada panas. Masih pagi juga, ini emang suhu tubuh lo aja yang panas!"

"Gue panggil Galen ya," Sambung Fazan, Mirele menggeleng.

"Jangan- ih lo jangan cepu dong, kak! Biarin aja kenapa sih, ini gue gapapa juga." Dumel Mirele. Fazan berkacak pinggang, menjadikan tongkat pel tumpuannya.

"Lagian kalau kak Galen kesini, yang ada mereka lama bersihin kamar mandi. Gue gak mau ya waktu ke kelas semakin di undur."

Fazan hanya manggut-manggut, melanjutkan kegiatannya mengepel lantai. Sementara disisi lain, yaitu di kamar mandi sekolah, Galen yang tengah membersihkan kaca kamar mandi berdecak kesal melihat kelakuan Ava dan Jay yang berantem di balik bikin toilet.

"Bisa diem gak lo pada!" Kata Galen mengetuk pintu dengan kasar. Ava dan Jay menatap Galen sekilas, sebelum kembali beradu argumen.

"Anak bayi aja tau gimana cara bersihin kloset yang bener. Lah lo, masa iya pake Sunlight anjir!"

Ava memutar bola mata malas mendengar ocehan jay sejak tadi. "Biarin aja lah kampret. Emang guru pada peduli mau gue bersihin pake Sunlight kek, Rinso kek. Yang penting ni toilet bersih." Belanya.

Robby yang berada di bilik sebelah berteriak kesal. Jadilah di dalam toilet itu rusuh. Galen mengumpat, memilih keluar dari dalam toilet, dan berjalan cepat menuju ke arah Mirele dan Fazan yang tengah menyapu dan mengepel.

"Zan, lo ke toilet." Sontak Fazan dan Mirele menoleh, menatap Galen bingung.

"Kenapa kesini?" Tanya Mirele. "Ditoilet udah selesai?" Senyum Mirele langsung merekah. Karena menyapu dan mengepel koridor tinggal sedikit lagi.

"Makanya gue suruh Fazan kesana. Jay sama Ava berantem,"

Mendengar itu, Fazan berdecak kesal. Diserahkannya tongkat pel kepala Galen, "Biar gue yang tangani. Dasar orang dua itu ga bisa diajak serius." Fazan pergi, Mirele memperhatikan langkah Fazan yang masuk ke dalam kamar mandi.

"Kayanya seru liat kak Jay sama kak Ava berantem," Ujar Mirele kepada Galen. Galen menggeleng, menarik tangan Mirele mengajaknya menjauh. Meletakkan pelan dan sapu ke tembok dengan cepat.

"Ih kemana? Nanti kalau bu Tutik tau gimana!?"

"Lantai disana ga kotor-kotor banget, El. Di pel ataupun enggak, gak keliatan bedanya."

Mirele mengangguk, benar juga. Tapi kan-

"Lo belum makan dari pagi. Sekarang sarapan dulu," Dia dibawa masuk ke kantin. Mirele dituntun untuk duduk di salah satu bangku yang terletak di tengah-tengah.

Mirélen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang