42. Fearfull

4.5K 677 30
                                    

Mirélen [Part 42]


"Jadi, Gavin Aldenra rekan bisnis saya itu ayah dari cowok yang selalu sama Mirele itu?"

Yoga menarik ujung bibirnya, sementara Jovi yang tidak tahu menahu tentang apapun hanya bisa diam dan mencoba mencerna apa yang dimaksud oleh suaminya tersebut.

"Maksud mas, Galen?"

Yoga mengangguk, "Iya, saya lihat foto dia di ruang kerja pak Gavin. Andai saya tau sejak awal, Mirele mungkin senjata utama bagi perusahaan saya sejak dulu."

Jovi sangat tahu hal apa yang ada di kepala suaminya. Gila harta adalah hal yang paling tepat mendeskripsikan Yoga. Bahkan kepergian putri sulungnya yang sudah beberapa haripun tidaklah menjadi masalah besar baginya. Yoga tidak pernah bertanya bahkan mencoba mencari keberadaan Mirele beberapa hari ini.

"Mas, aku mau cari Mirele lagi sore nanti,"

"Gak perlu repot-repot. Saya tau dimana anak itu tinggal saat ini."

"Dimana?" Tanya Jovi penuh harap, wanita itu merasa beban di hatinya sedikit terangkat begitu mendengar ujaran Yoga.

"Rumah kakeknya. Udah pasti dia hidup enak disana, jadi kamu gak usah khawatirin dia lagi."

Jovi menghela nafas mendengar jawaban Yoga. Satu sisi ia senang begitu tahu dimana keberadaan Mirele dan sudah bisa dipastikan bila anaknya itu pasti aman, tetapi disatu sisi dia juga sedih karena beberapa hari dan pasti akan lama Mirele tidak akan pulang ke rumah.

Mawar selalu bertanya kepadanya dimana keberadaan Mirele, dan Jovi hanya bisa menjawab bila Mirele sedang menginap di rumah temannya. Tidak ada alasan lain, dan ia pun merasakan hal yang sama seperti Mawar, mereka merindukan kehadiran Mirele.

"Sana kamu tidur, jangan lupa bilang sama Mawar, maaf saya gak bisa ketemu sama dia tiga sampai lima hari, saya harus ke luar kota."

"Kenapa mas gak bilang lang-"

"Saya gaada waktu. Saya langsung ke bandara, lagian Mawar lagi tidur, saya gak mau ganggu dia."

Jovi mengangguk pasrah. "Hati-hati mas,"

Yoga keluar dari dalam kamar begitu saja, Jovi menatap itu dengan hampa. Dia dan Mawar yang awalnya sudah begitu kesepian, akan tambah kesepian sekarang.

Andai dia tau dimana rumah kakek Mirele, yang juga sebenarnya adalah ayah mertuanya.

***

Sore hari ini Mirele memutuskan untuk berjalan-jalan keluar rumah dengan membawa mobil sendiri. Ngomong-ngomong, Mirele juga tidak yakin dirinya bisa membawa mobil sendiri karena ini adalah kali pertamanya mencoba membawa mobil setelah waktu lalu diajarkan Galen.

Nekat? Iya, pasti. Mirele sangat jenuh di mansion, dan tanpa ada yang tahu, gadis itu mengambil salah satu kunci mobil dan saat ini tengah mengendarainya membelah lalu lintas yang cukup padat karena jam pulang kerja.

"Ternyata gue gak sebodoh itu buat cepet bisa bawa mobil." Gumamnya seraya menyandarkan tubuhnya yang awalnya kaku pada saat menyetir agar sedikit lebih relaks.

Tujuan Mirele sebenarnya bukan hanya ke satu tempat. Rencananya, karena sekarang adalah hari sabtu, Mirele ingin me-time dengan memanjakan dirinya sendiri ke salon kecantikan atau mungkin sedikit menghabiskan uang pergi ke Mall. Tapi sebelum kesana, Mirele memilih untuk mampir ke apartment yang ditinggali maminya untuk mengecek keberadaan wanita yang melahirkannya tersebut.

Setibanya di sana, Mirele menekan beberapa dial angka untuk membuka unit apartment milik sang Mami. Setelah terbuka, Mirele dibuat bingung dengan keadaan apartment yang sepi layaknya sudah tak ditinggali lama. Tidak ada tanda-tanda keberadaan maminya, Mirele kemudian melangkah untuk mengecek di beberapa area dan- nihil, tidak ada siapapun disana.

Mirélen [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن