PART 16

19.7K 1.3K 42
                                    

"Gak perlu yang kaya, cukup punya rumah sama mobil aja."

_Anara Khatulistiwa.

Setelah kejadian memalukan tadi, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi mencari makan di pinggir jalan

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Setelah kejadian memalukan tadi, mereka akhirnya memutuskan untuk pergi mencari makan di pinggir jalan. Iya mereka, Anara, Zidan, Devan dan Azka. Ke-empat nya memutuskan untuk mencari makan di pinggir jalan setelah puas tertawa di pasar malam tadi.

"Mau makan apa?" tanya Zidan pada Nara.

Devan tersenyum jahil menatap sang ketua, lalu dibalas tatapan mematikan oleh
Zidan. "Apa lo!"

"Lo itu bucin banget sih bos, udah tau kita lagi ada di tukang nasi goreng. Masih pake nanya mau makan apa, kalo kita kesini ya udah pasti mau makan nasi goreng lah. Aneh," Devan tertawa keras saat melihat wajah ketuanya berubah pias.

"Iya juga ya, bego banget sih lu Zein!" -kata Zidan dalam hati.

Karena sudah terlanjur malu, Zidan akhirnya mengalihkan pembicaraan dengan memesan empat porsi nasi goreng tiga pedas dan satu sedang.

"Ngemeng-ngemeng kembaran gue menang atau kalah ya?" tanya Devan sembari menyesap kopi hitam yang sudah lebih dulu ia pesan.

"Pasti menang lah, Devin tuh jago gak kayak lo!" ketus Zidan, ia masih marah karena kejadian di pasar malam tadi.

"Ya elah bos, gini-gini gue jagonya kalo soal ngeluluhin hati cewek." Devan menepuk dadanya bangga.

"Gak baik tau, berdosa banget Devan." tegur Anara yang menatap Devan dari samping.

"Nggak pa-pa lah Ra, hidup itu cuma sekali. Jadi nikmatin aja," Devan menyengir kearah Anara.

Pria parubaya datang membawa nampan berisi nasi goreng pesanan Zidan.

"Nih dek, silahkan dimakan."

"Ya iyalah pak, masa udah nunggu lama dibuang gitu aja." kata Devan dan langsung dihadiahi jitakan oleh Azka. Sedangkan bapak-bapak tadi hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Punya Zidan nasinya kok merah?" tanya Anara saat melihat nasi goreng milik Zidan yang menurutnya berbeda dengan miliknya.

Zidan mengangguk kecil lalu menelan makanannya sebelum menjawab pertanyaan Anara.

"Punya gue pedes, kalo lo enggak." jawabnya.

Bibir Anara tertekuk kebawah. Ia menatap nasi gorengnya yang terlihat pucat, lalu kembali menatap Zidan yang fokus dengan makanannya. Anara berdecak pelan, sebelum akhirnya melihat wadah yang berisikan sambal, senyuman kecil terbit di bibirnya.

Tangan mungil Anara terulur mengambil sambal itu dan menaruhnya ke piring miliknya, dirasa cukup Anara kemudian mengaduk nasi gorengnya agar tercampur dengan sambal.

Mulai menyuapkan nasi itu kedalam mulutnya, ekspresi Anara masih biasa saja. Gadis itu terus saja menyuap hingga beberapa kali, sampai keringat membasahi dahi dan juga lehernya.

GADIS KESAYANGAN KETUA ( SUDAH TERBIT )Où les histoires vivent. Découvrez maintenant