Chapter 7 | Pendukung Zeros

106 7 2
                                    

Dion menutup pintu mobilnya. Dia masuk ke dalam cafe. Jaket bomber merah berlogo serigala khas Cerkas langsung mencuri perhatian Naga.

"Tuh, temen lo," katanya pada Runa.

Runa menoleh melewati bahunya. Mulutnya berhenti mengunyah demi fokus memperhatikan wajah Dion. Tidak bisa dibilang kenal, dia hanya melihat sosok itu sesekali datang ke rumahnya.

"Ayo pulang."

Dion langsung terus terang. Dia sebelas dua belas dengan Naga. Tidak suka mengeluarkan ekspresi dari wajahnya.

"Zay yang nyuruh?" tebak Runa.

"Iya."

"Untuk apalagi? Dia belum puas menghancurkan hidup gue?"

"Sebaiknya lo tanya sendiri sama dia." Dion merendahkan wajah. Dia berniat meraih tangan Runa. Naga melihat itu lebih dulu dan segera berkata.

"Runa orang gue."

"Ini bukan perkara dia orang siapa." Dion menegakkan lagi tubuhnya. "Runa enggak terlibat di antara kita."

"Membocorkan semua rahasia Zeros pada lo semua." Naga tertawa renyah. "Itu yang namanya tidak terlibat?"

Dion tidak bisa lagi berkata. Rahasia Zeros sudah di tangan mereka. Bahkan mereka telah memulai rencana dari itu. Runa sebagai pemberi informasi jelas terlibat sangat banyak dalam hal tersebut.

"Runa bergerak atas Zay. Tindakannya bukan kemauannya."

"Begitukah?" Naga menegakkan tubuh. Sorot matanya menentang Dion. "Kalau memang bukan kemauannya dan kalau benar dia mencintai gue, Runa enggak mungkin memberikan rahasia itu pada lo semua."

Runa hanya bisa menunduk akan perkataan Naga. Benar, dialah yang salah. Dia yang menuruti perintah Zay. Padahal dia memiliki pilihan untuk tidak melakukannya sebab Naga adalah cowok yang dia cintai.

"Zay adalah kepalanya," tekan Dion. "Lo kalau mau marah sama dia, bukan sama Runa."

"Apa lo sadar dengan kalimat lo?"

Dion seratus persen sadar. Runa memang tidak bersalah. Sudah seharusnya dia tidak menerima amarah Naga. Ini semua adalah ulah Zay.

"Ya."

Naga menggeser pandangannya pada Runa yang sedari tadi diam. Wajahnya sendiri amat tertekan. "Gue kasih pilihan untuk lo. Bergabung dengan Cerkas dan jadi musuh Zeros. Atau, dukung Zeros dan akan gue lupakan semua kesalahan lo."

Pilihan dua lebih menggiurkan. Runa ingin Naga memaafkannya. Dia mau segalanya tentang mereka menjadi baik-baik saja. Oleh karenanya dia mengangguk.

Zay baru masuk. Dia memelankan langkahnya kala mendengar penuturan Naga. Dalam hati dia berdoa agar Runa memilihnya, memilih Cerkas.

"Gue akan mendukung Zeros."

Semua syaraf Zay melemah. Naga tersenyum melihatnya. Biar bagaimanapun dia tahu kalau Runa masih mencintainya. Itulah yang akan dia manfaatkan untuk menghancurkan Zay. Itu juga alasan kenapa dia tetap menjaga Runa di sampingnya meski telah dikhianati. Runa masih berguna.

***

"Na!"

Zay mengejar langkah Runa. Beberapa pelayan yang tengah bertugas langsung memberi perhatian. Dua saudara itu sudah sejak dua bulan lalu tidak saling bicara. Hari ini tampaknya segalanya berhasil berubah.

"Naga bukan orang yang mudah memaafkan."

Zay ikut masuk ke dalam lift. Runa menekan nomor tiga. Kotak itu langsung bergerak naik.

NagaNa | REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang