WY - 32

98.8K 17.9K 6.8K
                                    


Jangan lupa ramaikan part ini

Tolong komen jika ada kesalahn kata ya..

"HOAAMM!!!" Stella menguap lebar sembari merentangkan tangannya lebar-lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HOAAMM!!!" Stella menguap lebar sembari merentangkan tangannya lebar-lebar.

Seperti biasa, ia tidak pernah mendapati suaminya berada di sisinya, saat ia terbangun.

Aroma wangi dari tumisan bawang putih memasuki indra penciuman Stella, membuat wanita itu semangat untuk bangkit dari atas kasur.

"Pagi suami prik!!" Sapa Stella.

Haidar menolehkan kepalanya ke Stella. Senyuman prik khas Haidar tersungging.

"Selamat pagi, istri ku."

Sembari berjalan menuju Haidar, Stella yang melihat Stelli berjalan centil di depannya pun dengan gemas menginjak ekor kucing genit itu.

"MEWW!!" Pekik Stelli, saat buntut pendeknya di injak.

"Stella..." Peringat Haidar.

Haidar kadang heran sendiri. Kenapa istrinya dan kucingnya itu tidak pernah akur?

Selalu saja bertengkar. Kepala Haidar kadang pusing memikirkan cara agar istrinya dan seekor betina itu tidak saling merebutkannya.

Stella yang mendapat teguran Haidar hanya me-menye-menyekan bibirnya.

"Haidir... Ututututu, gantengnya aku..." Stella menggendong Haidir yang kebetulan tiduran di bawah meja makan.

"Gantengnya aku udah makan?" Tanya Stella pada Haidir.

"Belum, kan saya sedang memasak." Sahut Haidar.

Stella memutar bola matanya, mendengar jawaban Haidar.

Yang ditanya siapa? Yang jawab siapa?

"Gue tanya Haidir! Bukan Haidar!" Ketus Stella.

Haidar mengerucutkan bibirnya. Ia memasak dengan penuh rasa cemburu.

"Sarung lo mlorot sampek bokong, noh. Benerin dulu!" Kata Stella, memberitahu.

"Biarin. Saya pakai sarung baru saja kamu tidak peduli."

Stella menatap punggung Haidar dengan pandangan sinis. Tapi dilihat lihat, sarung biru kotak kotak Haidar sudah tergantikan dengan sarung biru bergaris lurus.

"Kok warnanya sama sih?" Tanya Stella.

"Saya tambah ganteng kalau pakai warna biru, Stella." Jawab Haidar cepat.

Seketika Stella berlagak mual, membuat Haidar beristighfar. Bukannya malah memuji, istrinya itu masih saja meragukan ketampanannya.

"Ini masih pagi. Plis, lo jangan prik, bisa?"

Haidar mengangkat panci berisikan bakso ikan buatannya untuk ia letakkan di atas meja makan.

"Gapapa saya prik, yang penting saya manis."

With You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang