WY - 39

84.8K 15.2K 6.6K
                                    

Maaf udah telat update..

Kemarin dijanjiin rajin update, dan di GC sudah berkali kali janji update.. Tapi gak nutut waktunya.. Maaf sekali 🤧

Link GC ada di IG cici @aloisiatherin

Yang mau tau kegiatan Stella dan Haidar bisa mampir ke IG mereka + dapet spill tipis tipis lah😎

Komen yang banyak yok!! Biar semangat update 😘

"Ingat mati, ingat sakit, ingatlah saat kau sulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ingat mati, ingat sakit, ingatlah saat kau sulit.. Ingat, ingat hidup cuma satu kali..."

"Berapa dosa kau buat? Berapa kali maksiat? Ingat, ingat sobat, ingatlah akhirat..."

Haidar menyanyikan lagu Wali yang akhir akhir ini sering ia dengarkan melalui ponsel nokia jadulnya.

"Cepat uuuucap...—"

"AAAAAAAAA!!!!!!" Sebuah teriakan nyaring dari belakang punggung Haidar membuat pria itu langsung menoleh.

GEDEBRUK!!

"ASTAGHFIRULLAH HAL ADZIM!" Lanjut Haidar dengan terkejut.

Jolin, si anak pak Saykoni yang sedang menaiki sepeda roda 6 itu nyungsep ke sekitar tanaman milik Haidar.

"Toyong!!! Toyong!!" Jolin memekik dengan posisi kepala nyusep ke bawah, dan kaki di atas.

Sepeda roda enam-nya terjorok ke dalam selokan kecil yang dulunya juga pernah menjadi lokasi Stelli terjebur got.

Sepertinya Haidar harus segera menutup got tersebut, sebelum memakan korban lagi.

"Astaghfirullah, Jolin." Haidar mengangkat tubuh gadis mungil itu.

Haidar bernafas lega, saat mengetahui kepala Jolin dilindungi helm pelindung sepeda untuk anak. Pun dengan siku dan lutut yang diberi pengaman.

"Alhamdulillah..." Haidar menurunkan Jolin ke atas tanah.

Dengan telaten ia mencabuti ranting dan daun yang menempel di helm dan rambut Jolin.

"Hebat sekali. Kamu tidak menangis." Puji Haidar sembari memberi jempol pada Jolin yang wajahnya sudah memerah.

Jolin mengangguk pelan. "Untung caja ada helem dan ini," Tunjuk nya pada pelindung sikut dan lutut.

Haidar berjongkok. Ia gemas dengan bocah paling menggemaskan se kompleks durian ambruk.

"Jolin kenapa bisa jatuh? Sedang belajar roda dua, ya?" Tanya Haidar, memastikan penyebab Jolin terjatuh.

Jolin menggeleng dengan tegas.

"Loda cepeda Jolin ada enam!" Ucapnya, sembari mengacungkan dua jarinya ke depan.

Haidar menarik dua sudut bibirnya ke samping, melihat Jolin dengan percaya diri tersenyum sampai gigi kecilnya keliatan, saat menyebutkan angka enam dari mulut, namun jarinya menyebutkan angka dua.

With You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang