Suara khas nada dering pesan masuk terdengar. Nasa menengok ke arah sumber suara dan melihat Hanna yang kini tengah menunjukan wajah jengkelnya. "Kamu kenapa, Han?"

"Ini si Chaka, semenjak dia punya nomorku kerjaannya spam chat gak jelas mulu."

"Suka kali sama Mba Hanna," goda Pak Yunus, sopir Nasa yang ikut ke dalam perbincangan.

"Jih, enak aja. Walaupun dia nembak aku seribu kali pun, gak akan aku terima!"

Nasa tertawa. "Emang dia nge-chat apa sih, Han?"

Lantas Hanna memberikan ponselnya pada Nasa. "Nih, dia bilang kalau dia lagi ujian semester. Emangnya aku peduli? Enggak! Terus abis itu dia ngirimin foto si Januar lagi makan mi ayam dan ngajakin aku makan bareng juga. Hadeh, gak jelas banget deh nih orang sejak SMA. Ganggu-ganggu mulu."

Nasa menekan foto yang diberikan Chaka dan tersenyum saat melihat foto Januar. Konsistensinya dalam mencapai IPK tinggi benar-benar dilakukannya. Bahkan saat cowok itu sedang menyeruput mi, matanya yang dilapisi oleh kacamata itu masih tetap fokus pada buku pelajarannya.

Ia memberikan ponsel Hanna dan mencoba untuk menghubungi Januar melalui pesan teks. Sepertinya, Nasa akan mempertimbangkan saran dari bocah yang ia temui di pemakaman tadi. Tidak, bukan persoalan untuk menjadi mama baru bagi bocah itu, tetapi saran lain di mana ia mencoba untuk memulai hubungan baru dengan seseorang sebelum semuanya berakhir terlambat.

Satu menit kemudian Januar membalas pesannya.

Januar:
Ada apa, Nas?

Nasa:
Ujiannya selesai jam berapa?

Januar:
Jam 4. Kenapa? Mau ketemuan? :D

Nasa terkekeh melihat balasan cowok itu. Ia segera membalasnya.

Nasa:
Oke nanti gue jemput lo di depan kampus.


"Wow, Mba Nasa. Kamu suka sama Januar?"

Nasa refleks menutup layar ponselnya dari Hanna. Ia memasang wajah polosnya lalu menggeleng. "Oh ya Pak Yunus, abis urusan aku sama Madam kelar, aku mau pakai mobilnya, ya. Pak Yunus sama Hanna bisa langsung pulang aja."

"Dia mau nge-date sama Januar tuh, Pak. Makanya kita gak diajak," ujar Hanna mengejeknya.

"Dih, sok tahu kamu."

"Iki gik siki end up with iki ninti giwi jimpit li di dipin kimpis hilih. love language-nya ketara banget. Jangan sampai diciduk pers, lho, Mba. Nanti Madam Nuna sama aku yang pusing."

"Ye-ye," balas Nasa yang ikut mencibir asistennya.

Sebelum bertemu Januar, ada beberapa hal yang harus ia urus dengan Madam Nuna. Hal ini berhubungan dengan banyaknya tawaran manggung dan iklan yang terus berdatangan setelah kasus Nasa di pengadilan telah berakhir. Madam Nuna saja sampai kewalahan karena banyaknya dokumen yang harus diperiksa dan dikonfirmasi oleh Nasa.

Sampai di depan gedung, Nasa dan Hanna turun dari mobil. Mereka bertegur sapa dengan beberapa pegawai sebelum akhirnya mengetuk pintu ruangan Madam Nuna.

Hanna menepuk pundak Nasa. "Aku tungguin di luar, ya, Mba."

"Eh, kamu harus masuk," ucapnya serius.

Ekspresi Hanna yang kebingungan tampak jelas di sana. Ia terlihat enggan dan kemudian mundur. Namun, Nasa menariknya untuk masuk ke dalam. 

"Madam Nuna," panggil Nasa singkat. 

Under Nasa's SpellWhere stories live. Discover now