epilogue

4.8K 581 189
                                    

Flashback

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback

Pagi ini Andara terburu membersihkan diri. Mengenakan hoodie berwarna cokelat, lelaki itu meninggalkan kamarnya seraya menggosok-gosokkan telapak tangan pada lengannya sendiri.

Cuaca terasa begitu dingin kala itu, meski sudah hampir setahun menetap di kota Bandung, sepertinya Andara belum dapat menyesuaikan diri dengan suhu yang terkadang berubah cukup ekstrim.

Ia melangkahkan kakinya menuju dapur, menangkap suara orang yang tengah berceloteh. Itu Nalendra dan Yogastian, sibuk memasak sembari memunggungi.

Alen memang bangun lebih awal, ia pula mengatakan hendak memasak kala Andara masih setengah tidur. Maka dengan jarak yang tersisa, ia kikis kemudian sembari tangannya jahil menggelitiki. “Boo, masak apa?”

Alen sempat terkejut ketika lengan yang lebih tua mulai menelusup di pinggangnya. Lelaki itu juga memberi kecupan di pipi Alen, sebelum kemudian mengintip lewat bahunya.

“Masak Capcay, suka kan?”

“Kalau buatan lo, apa aja pasti gue suka.” jawabnya kemudian.

Sementara Yogas yang sedari tadi menyaksikan, menatap tak percaya pada pasangan suami yang tengah bermesraan tepat di sisi dirinya. “Anjing, masih pagi sobat!? Kasian mata aing jadi korban!”

Mendengar hal itu membuat Andara seketika menoleh pada sang sahabat. Namun bukannya menjauhi, lelaki itu malah mengeratkan pelukannya serta menyandarkan pipi pada pundak lebar Alen dengan manik memandangi Yogas. “Sirik ya?” katanya dengan senyum mengejek, menghasilkan tepukan pelan yang tentu saja berasal dari lelaki tan.

Gerutuan lantas tak bisa dihindari, membuat gelak tawa Andara terdengar ke seluruh penjuru ruangan. Lelaki itu pun melepas pelukannya, menarik lengan hoodie hingga ke sikut kemudian berdiri di tengah-tengah keduanya. “Gue bisa bantu apa nih?”

Alen terlihat berpikir, menunjuk pada sebuah bungkusan yang ada di atas meja. “Tolong potongin bakso aja, tapi hati-hati pakai pisaunya?”

“Iya bawel, gue mah jagoan.” Katanya hendak meraih pisau di rak piring namun dicegah oleh Yogas.

Ulah-ulah, lo nyuci sayuran aja, pisahin ini kol yang layu.” ucap pria bersurai merah. “Mun Si Andra di titah masak mah jiga debus.” (*kalau andra di suruh masak kaya debus)

Kali ini Alen yang tertawa puas, selang berbulan mereka berpisah, pasangannya itu nyatanya masih kesulitan untuk memasak.

“Gue bisa yah, anjing!”

“Halah lama lo mah motong baksonya sambil diukir, yang ada magrib baru makan.”

Lelaki itu mengerlingkan mata lalu mengacuhkan. Memeluk tubuh suaminya sekali lagi dari belakang saat Yogas berpindah ke meja yang lebih jauh.

Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]Where stories live. Discover now