02

7.9K 1.1K 98
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.













›:‹
















Suasana hikmat menyambut upacara sakral yang telah siap digelar dihari biasa-sengaja agar tamu yang diundang tak begitu banyak.

Nalendra tampak gugup, dengan satu dua bulir keringat yang jatuh dari pelipisnya. Blazer hitam yang membalut tubuhnya ia rapihkan berkali-kali, merasa tak nyaman atau selalu saja kurang pas.

"Rileks, Alen. Semua bakal baik-baik aja, kok." ucap sang kakak sebagai pendamping pria sebab ayahnya belum bisa pulang ke tanah air.

Pemuda tan mengangguk, meski perkataan itu sama sekali tak menenangkan hati. Bagaimana bisa dia meredakan ketegangannya jika apa yang akan terjadi selanjutnya bukan yang ia kehendaki?

Tak berapa lama, dirinya sudah menjadi fokus dari banyaknya pasang mata di sana. Berjalan menuju pemuda Andara yang telah menantinya, memandang ke arah Alen dengan senyum terhias.

Pria itu terlihat berkali lipat tampan, mengenakan long blazer yang nampak serasi dengannya namun berhias aksesoris yang tak pernah lepas dari dirinya.

Rambut yang biasanya dibiarkan acak menutupi sebagian wajah, kini ditata rapih sedemikian rupa. Begitu sempurna—andai saja jika mereka benar saling mencintai, mungkin Nalendra sudah jatuh hati berulang kali pada Andara.

Menyadari hal itu, membuat bibirnya mengerucut sebal namun tak lama ia paksakan untuk membentuk lengkungan indah.

Suka tidak suka, saat ini Nalendra harus mengkondisikan diri agar moodnya tak begitu jelek. Apalagi jika nanti kamera mulai membidik keduanya, dia tidak mau terlihat memprihatinkan saat bersanding dengan yang lebih tua; walaupun aura tertekan jelas mendomasi sedari awal.

Setidaknya, mereka akan mengira bahwa si Nalendra ini tengah gugup saja.

Altar menjadi saksi bagi kedua insan yang akhirnya diikat dalam untaian janji suci. Setelah bertukar cincin, Andra memegangi dagu si manis lalu mendaratkan kecupan singkat tepat di puncak hidung yang lebih muda.

Alen terkejut, hal itu mampu membuat pipinya memanas. Jujur saja, ia belum berpengalaman mendapat afeksi sedemikian rupa. Jeongwoo Nalendra tak pernah sekalipun berpacaran, membuat ciuman dari Andra menjadi yang pertama baginya.

Ia menunduk malu sembari memejamkan mata. Riuhnya suara tamu yang bertepuk tangan malah membuat pipinya merona sempurna.

Tanpa diduga, Andra kembali membawa manik mata bak serigala menuju iris cokelat milik yang lebih tua, lalu mengecup pipinya manis sambil menggelusnya perlahan.

"Mukanya merah banget." ucapnya jahil.

Nalendra mendengus sebal, hendak menjauhkan tangan di wajahnya namun berakhir memegangi. Ia segan karena banyak yang menonton keduanya.

Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]Where stories live. Discover now