16

4.7K 659 134
                                    

Flashback

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback

Alen terbangun saat merasakan hangat tangan yang memeluknya dari belakang. Sedikit terkejut namun teringat dirinya meminta tidur di kamar teman satu huniannya semalam.

Beberapa menit berlalu hingga kesadarannya terkumpul sempurna. Lelaki tan lantas menoleh melalui pundak dan mendapati sosok yang lebih tua masih tertidur pulas.

Menjauhkan tangan Andra dari tubuh, ada sedikit rasa tak terima saat ia mulai merangkak menjauh. Bukan karena yang lebih tua, melainkan kasur empuk yang harus ia tinggalkan.

Meski masih tertatih, langkah Alen terlihat lebih normal dibanding kemarin. Beberapa luka yang ada pun mulai mengering. Meski sepertinya ia masih harus memakai sandal hari ini, Alen hanya berharap kakinya tidak akan infeksi lagi.

Sesampainya di ruang televisi, Bungsu Nalendra membuka tirai penutup jendela guna membiarkan cahaya matahari masuk. Berjalan menuju area makan untuk mematikan lampu. Biasanya Alen lanjutkan dengan pergi ke kamar mandi, namun kemudian ia berhenti saat melihat pada dua buah kantong kresek yang ada di atas meja dapur.

Memutuskan untuk mendekat, dalam hati ia bertanya-tanya apakah semalam Andra pergi ke luar rumah? Tapi seingatnya, mereka berdua sama-sama langsung tidur dan tak ada yang keluar lagi setelahnya.

Karena belum bisa berlari, Alen terpogoh-pogoh menuju kamar secepat yang ia bisa. Duduk di tepian ranjang dengan tangan kanan setia menggoyangkan tubuh milik Andara. “Ruru ... bangun, Ru ...”

Andara mengerang pelan. Menggeliat terganggu lalu menarik bedcover yang semula berada di atas dada dan menutupi hingga ke kepala.

“Ih, bego bangun dulu!” melihat hal itu membuat Alen meninggikan suara. Dari dulu si Andara ini memang paling sukar untuk dibangunkan.

Hnng ... apa?” Haruto menjawab dengan nada yang parau. Bariton itu sukses membuat Nalendra tertegun seketika. Suaranya begitu rendah, khas orang bangun tidur. Namun ada sensasi lain yang membuatnya terngiang di telinga.

Sebentar, itu terdengar menggelikan.

Ia coba ralat pikirannya sendiri. Suara Andra tidak menarik sama sekali. Terlampau berat malah seperti lelaki tua yang terlalu banyak menghisap nikotin.

Alen berjengit kala keningnya disentil oleh lelaki yang saat ini memandangi dari bawah. “Gue udah bangun, ngomong jir jangan ngelamun?”

Mengerjap beberapa kali, Alen coba kembali mengingat alasannya membangunkan yang lebih tua. Oh, yah! Soal dua kantung kresek itu. Tak begitu lama hingga mimiknya kembali terlihat serius, mendekatkan wajah pada Andra sembari berbisik, “Ru, kayanya di unit kita ada penyusupnya deh.”

Beberapa detik berlalu, Alen nampak berkata sungguh-sungguh. Hal itu membuat Andra bangkit dari tidurnya— bersandar pada headboard kasur serta merespon pernyataan yang lebih muda. “Penyusup gimana?”

Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]Where stories live. Discover now