10

6.1K 777 60
                                    

Sesuai permintaan sang kakak, saat ini Nalendra dan Andara sedang berada di perjalanan menuju Lembang—tempat di mana rumah Omah Alen berada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesuai permintaan sang kakak, saat ini Nalendra dan Andara sedang berada di perjalanan menuju Lembang—tempat di mana rumah Omah Alen berada.

Pun menjadi tempat perhelatan pernikahan mereka tempo lalu digelar. Sepertinya, hal itu masih hangat di fikiran Andra yang saat ini tiba-tiba mengulum senyum, sesekali mencuri pandang pada lelaki manis di sampingnya.

Namun bisa Andra sadari bahwa lelaki itu nampak lebih diam dari biasanya. Tidak ada omelan yang keluar dari bibir ataupun cerita-cerita ringan yang biasa Alen bagi padanya. Andra rasa ia rindu riangnya Alen.

Jangan salah paham, ia hanya merindukan sifat cerianya saja. Tidak lebih. Tidak mungkin lebih dari itu.

Ehm ...” Andra berdehem pelan, mencoba meraih perhatian yang lebih muda namun hal itu hanya sia-sia. Pemandangan di luar jendela seakan lebih menarik daripada menaruh atensi padanya.

Ia pun berdehem untuk yang ke dua kali—lalu ke tiga. Dan deheman kerasnya yang ke empat kali berhasil meraih perhatian penuh Nalendra karena lelaki itu kini memandangnya dengan wajah yang terlihat—malas?

“Sakit tenggorokan lo!?” ketusnya kemudian.

Demi Tuhan, Andra hampir tersedak ludahnya sendiri. Sedikit malu dengan caranya menarik atensi yang lebih muda.

“Eh? Engga, cu-cuma kering ... tenggorokan gue agak kering.”

Kerlingan terlihat jelas pada mata Alen, namun tetap membuka sebuah air mineral yang masih tersegel di tempat botol dekat pintu mobil.

“Jangan minum cola terus makanya.” ucapnya sambil menyodorkan minuman tersebut.

Andara sedikit terkejut saat botol minuman itu sudah berada di ujung bibir, Alen memang berinisiatif membantu agar Andra dapat minum selagi sibuk menyetir.

“Cepetan minum!”

Usai mengerjap beberapa kali akhirnya ia meminum airnya tergesah, membuat bulirnya sedikit tumpah dan membasahi dagu miliknya.

Alen langsung menjauhkan botol minuman dari bibir Andra. Dengan sigap mengelap tumpahannya dengan jemari, membuat Andra berjengit kaget berkat perlakuan lembutnya yang tiba-tiba.

"Ma-maaf …" cicitnya kecil sambil bersandar kembali pada kursi.

Andra tak berniat menjawab, hanya mengangguk karena ia sama terkejutnya. Perilaku Alen tak seperti biasanya.

Perjalanan kemudian kembali hening hingga kekehan kecil terdengar setelah selang beberapa menit yang lebih muda mengeluarkan ponsel.

Meski sibuk menyetir, segala pergerakan Alen nyatanya tertangkap penuh melalui sudut mata Sulung Andara. Ada rasa lega saat senyum Alen hadir kembali, namun di sisi lain ada perasaan aneh yang sulit ia jelaskan.

Tapi yang terpenting, sekarang Alen tidak murung seperti di awal.

Mobilnya ia bawa membelok ke arah kiri. Tepat pada jalan komplek yang sekarang sudah ia hafal tanpa memerlukan bantuan maps lagi. Setelah melewati dua pohon di depannya mereka sampai juga di tempat yang di tuju.

Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]Where stories live. Discover now