#36 Once More

2K 256 18
                                    


Kata-kata sambutan dimulai oleh ayah dan kakak laki-laki Leo, Alen. Semuanya berjalan seperti apa yang sudah diperkirakan Vanta. Kata sambutan, pengucapan selamat, dan setelah itu pulang. Ya, tak ada alasan untuknya berlama-lama di sini. Memang apa yang bisa dia harapkan?

Namun niat yang telah disusun rapi olehnya di kepala seketika buyar sejak Clarisa dipanggil, berdiri di sebelah Leo dan pengumuman tambahan disampaikan. Informasi yang sama sekali tidak ingin didengarnya saat ini.

"Kami juga ingin menyampaikan kabar baik lainnya. Di hari yang istimewa ini, anak kami, Leo akan segera bertunangan dengan Clarisa."

Bagai tersambar petir, tubuh Vanta menegang kaku. Sebagian besar dirinya terasa kebas. Dia sungguh merasa amat bodoh dan tidak berdaya. Apa gunanya dia di sini? Hanya untuk menyaksikan hari bahagia mantan kekasih dan mantan sahabatnya?

Matanya memanas. Hatinya terasa bagai ditusuk-tusuk. Menyedihkan sekali, ia seperti orang yang tidak tahu malu dengan datang ke tempat ini. Seharusnya sejak awal dia menolak dengan tegas permintaan kakaknya.

Di sisi lain, Alvin merasakan gelagat aneh dari gadis di sebelahnya. Jika dari tadi Vanta diam dengan sorot mata redup, kini gadis itu diam membatu seperti mayat hidup. Beraga namun tak berjiwa.

"Van," panggil Alvin pelan.

"H-huh?"

"You ok?"

"Kenapa?" Gadis itu malah bertanya.

Kenapa? Seharusnya pertanyaan itu untuknya.

"Gue bosen. Pulang yuk?"

"Eh? Sekarang?" Vanta terlihat kebingungan.

"Ya iyalah sekarang. Bosen nih, ini kan satnight. Masa kita cuma bengong di sini doang?"

"Tapi...—"

Kalimat Vanta yang menggantung berhenti ketika Alvin menempelkan jari telunjuknya di bibir. "Sssttt, ayo ikut gue." Perlahan dia merangkul pundak gadis itu, membawanya mundur menjauhi kerumunan para tamu. Keluar dari tempat yang menyesakkan untuk Vanta.

***

"Lo boleh pulang telat?" tanya Alvin saat mereka sudah berada di mobil.

"Loh, bukannya kita mau pulang?" Matanya yang sempat berkaca-kaca kini kembali terlihat lebih baik.

"Nggak dong, masih sore ini. Sayang banget di akhir pekan begini pulang sore-sore. Lagian lo udah dandan cantik gitu, masa baru sebentar udah pulang?"

Padahal Vanta tahu itu hanya basa-basi. Tapi kata cantik yang diutarakan Alvin seperti menyetrumnya. "Jadi, mau ke mana? Jangan pulang malem-malem loh!"

"Tenang Cinderella, sebelum jam dua belas gue anter lo pulang. Kita malem mingguan dulu." Sembari tersenyum lebar, laki-laki itu melirik Vanta. Seperti biasa, mengacak rambutnya pelan.

Mobil Alvin melaju ke area kuliner Jakarta Utara yang dikelilingi laut. Di bawah langit yang menggelap, lampu-lampu restoran dan kios di sepanjang pinggir jalan menjadi pemandangan utama. Alvin memarkir mobilnya di sebuah kawasan rukan dan berlari turun membukakan pintu mobil untuk Cinderella satu malamnya.

"My Princess," Dia mengulurkan tangan seolah menyambut tuan putri turun dari kereta kuda.

Vanta tak bisa untuk tidak tersenyum ketika laki-laki itu memperlakukannya demikian. "Apa sih ni orang?" Menganggap gurauan, tapi dalam hati menghangat. Tanpa berniat menyambutnya, ia balas menepuk kencang telapak tangan cowok itu.

Segera Alvin menangkap tangannya, membuat Vanta terperangah sesaat. Mengerjap beberapa kali sebelum laki-laki itu menurunkan tangan mereka dan menggandengnya.

LOVE LIKE LEMONADE [TAMAT]Where stories live. Discover now