SETITIK LUKA || KRITIS

4.3K 202 4
                                    

back to my story'

tandai typo!

tandai typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

"DARA AWASSS...!"

Brakkk!

"DARAAA...!"

Tubuhnya terpental beberapa meter dari tempat kejadian dan terguling, sampai menubruk pembatasan jalan.

Anehnya, ia tak merasakan sakit. Hanya saja rasa perih yang menjalar di seluruh tubuh.

Rasa sesak di dada nya tiba-tiba menyerang.

Jantung nya berdetak dua kali lipat lebih cepat, dan napasnya pun mulai memburu.

Tanpa sadar, air matanya menetes walau ia sedang menutup mata. Menikmati rasa sesak yang melanda.

Ia mulai membuka matanya. Walaupun berat, ia tetap memaksakan.

Melihat dengan pandangan samar, seketika matanya membola.

Dada nya kembali bergemuruh, kala tau siapa orang yang sudah menyelamatkannya.

Ternyata ini alasan, ia tak merasakan sakit kala terpental jauh, akibat truk yang menabraknya.

Ada seseorang yang memeluknya erat. Melindungi diri nya dari benturan aspal.

Entah sejak kapan, orang itu berada disana?

Wajah yang di penuhi cairan merah pekat itu, tersenyum ke arah nya.

"Jangan nangis! Abang benci kala melihat air mata ini menetes," ujarnya lirih, tak lupa dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

Mencoba menenangkan Dara, di saat diri nya dalam kondisi yang bisa di bilang sangat parah.

Dia Dirga!

Dara tak kuasa menahan tangis. Mulutnya terasa kelu hanya untuk mengucapkan sepatah kata.

Dirga perlahan mulai memejamkan mata. Sedangkan Dara, ia menatap sekeliling yang sudah banyak orang mengerumuni mereka.

Dan perlahan tapi pasti, Dara mulai menyusul Dirga. Ia memejamkan matanya, kala rasa sakit di dada nya semakin menjadi.

Samar-samar, Dara dapat mendengar suara ambulans. Setelahnya, ia tak bisa merasakan apapun.

--

Suasana di depan ruang ICU sebuah rumah sakit, begitu ramai suara isakan anggota keluarga.

Sarah menangis tersedu di pelukan Adi. Sedangkan Rama, ia berusaha untuk tetap tegar menjalani ujian ini.

Terlihat juga, para sahabat Dara mondar-mandir tak jelas.

Menunggu dokter yang sedari tadi memeriksa kondisi Dara dan Dirga, yang tak kunjung keluar.

Sedangkan Raga, ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Kenapa Dara ikut di bawa ke ruang ICU juga? Apakah separah itu kondisinya?

SETITIK LUKA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang