SETITIK LUKA || KEKEH

2.7K 150 4
                                    

back to my story'

tandai typo!

tandai typo!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

--

"Ada apa sama mama Sarah, yah?"

Deg.

"Sarah?" Dara dan Dirga saling tatap.

Radit menutup panggilan nya sepihak, lalu menatap Dara dan Dirga bingung.

"Sorry, gue harus balik." Celetuk Radit tiba-tiba.

"Mau kemana Dit?" Tanya Gibran yang melihat Radit beranjak dari tempatnya.

Radit berbalik, "nyokap gue masuk rumah sakit. Jadi gue harus kesana sekarang!"

Gibran tersenyum menanggapi, "titip salam buat nyokap Lo! Nanti kalau ada waktu, kita akan jenguk kesana!" Radit hanya mengangguk.

Pikiran Dara terus saja berkelana. Mendengar nama Sarah yang dilontarkan Radit, menimbulkan perasaan lega di hatinya.

Ia tak tau, rasa apa itu.

Melihat Radit pergi, Dara terus menatapnya. Kala ia ingin mengejar Radit, Dirga berhasil mencekal tangan Dara.

"Kamu mau kemana Dar?"

"Aku mau ikut Radit. Abang dengar sendiri, kan, tadi Radit bilang apa?"

Dirga tau, maksud dari apa yang di ucapkan Dara.

Mungkin ia juga memiliki perasaan yang sama seperti Dara. Merasakan sedikit lega kala mendengar nama Sarah yang di lontarkan Radit.

"Jangan bilang, Lo mau lihat nyokapnya Radit? Karena Lo kira kalau Sarah-nyokapnya Radit adalah orang yang sama, sama nyokap Lo?" Tanya Gibran mengintimidasi.

Dara menolehkan kepalanya.

"Dar, nama Sarah ngga cuma satu. Sarah nyokapnya Radit, itu bukan berarti dengan Sarah yang Lo maksud." Sambungnya berusaha memberi pengertian pada Dara.

Dara menggeleng, "ngga tau kenapa, gue ngerasa aneh aja sama diri gue, Gib. Ngga ada salahnya kalau gue coba lihat, apa dugaan gue bener atau salah, kan?"

"Tapi kondisi Lo ngga memungkinkan, Dar. Jadi lebih baik, kita pulang dulu, terus Lo istirahat! Nanti kalau kondisi Lo udah mendingan, baru kita cari sama-sama keberadaan nyokap Lo!" Sahut Nana dengan raut khawatir nya.

"Engga, gue harus tetep pergi ke rumah sakit, Na." Dara masih kekeh.

Dirga diam. Kali ini, ia membiarkan Dara untuk berbicara semaunya.

Hati dan pikirannya bergejolak. Hatinya ingin mereka pergi ke rumah sakit, untuk memastikan dugaannya benar atau salah.

Tetapi pikirannya, ia memikirkan kondisi Dara yang masih begitu lemah. Ia tak mau hal buruk terjadi pada Dara.

SETITIK LUKA || ENDWhere stories live. Discover now