SETITIK LUKA || TERBONGKAR '2

4.7K 240 21
                                    

back to my story'

tandai typo!

tandai typo!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

--


"Sshh..." ringisnya pelan.

Setelah selesai membalut luka Dara dengan perban baru, Sandy kemudian kembali ke meja kerjanya.

Tak lama, terlihat Nana dan Ara masuk ke dalam UKS membawa segelas air.

"Dar, Lo pulang aja, ya?" Tanya Nana setelah memberikan minum pada Dara.

Dara menggeleng, "gue gapapa. Nanti juga ngga kerasa lagi, perihnya." Sanggah Dara menolak.

"Lo yakin? Muka Lo pucat banget, Dar." Celetuk Ara memastikan.

Dara hanya mengangguk sebagai jawaban. "Lagian, kenapa Lo ngga bilang kalau ini luka gores, bukan karena Lo jatuh di kamar mandi!" Sinis Nana sembari menatap Dara tajam.

Dara yang di tatap seperti itu, menghembuskan napasnya kasar. "Gue ngga mau kalian khawatir. Lagian ini luka biasa, sans aja!" Sanggahnya masih berusaha tersenyum.

"Luka biasa Lo bilang? Gila! Tangan Lo aja udah mulai memar gitu. Dar tolong, Lo jangan ngelakuin hal-hal di luar nalar dong! Gue tau Lo peduli sama sekitar, tapi jangan pernah Lo korbanin diri Lo kek gini! Emang, kalau Lo ngelakuin ini, si brengsek bakal berubah, gitu? Engga Dar!" Tekan Nana tajam.

"Cukup. Jangan bahas itu, gue ngelakuin ini atas dasar kemanusiaan. Bukan mau caper atau apalah itu namanya!" Celetuk Dara tak kalah tajam.

"Udah-udah! Apa bang Dirga tau soal luka gores ini?" Tanya Ara sembari menunjuk ke arah luka gores Dara.

Dara mengangguk.

Nana menghembuskan napasnya berat. Ia kemudian berlalu pergi meninggalkan UKS. Nana lelah, sungguh lelah. Menghadapi sikap Dara yang egois. Tidak mau berbagi rasa sakit bersama orang lain, Ia hanya memendamnya seorang diri.

Nana berjalan menyusuri koridor, celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang. Matanya berhenti di satu arah, tepat di depannya. Nana segera menghampiri orang itu.

"PUAS LO, HAH?" teriak Nana mengundang atensi seluruh siswa yang sedang berlalu-lalang.

Raga tersentak. Teman-temannya termasuk Gibran pun ikut tersentak. Mereka yang semula fokus pada ponsel masing-masing, kini menatap Nana dengan raut wajah bertanya.

"Puas Lo udah buat sahabat gue menderita, hah? LO BRENGSEK, RAGA!"

Kenzi berusaha menenangkan Nana yang tersulut emosi. Menurutnya, wajar bila Nana marah atas perlakuan Raga pada Dara, sahabatnya. Karena itu sudah di luar batas.

"Lo kenapa jadi salahin gue? Salahin sahabat Lo yang sok-sokan itu!"

Plak!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi Raga. Ia menolehkan kepalanya ke samping, dan merasakan panas pada pipi sebelah kirinya.

SETITIK LUKA || ENDWhere stories live. Discover now