SETITIK LUKA || AMORA

3.2K 221 10
                                    

back to my story'

tandai typo!

tandai typo!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

--

Nana mendengar suara isakan seseorang, dari arah rooftop. Ia yakin, bahwa itu suara Dara. Nana menatap Ara sejenak, lalu berjalan perlahan menghampiri Dara.

"Dar?" Panggil Nana yang tak mendapat respon apapun dari Dara.

Ara menepuk pelan pundak Dara. Ia sempat terkejut, tetapi Ia langsung mengubah ekspresi wajahnya.

"Nangis aja yang kenceng, gapapa kok." Ujar Ara tersenyum.

Langsung saja Dara menumpahkan air matanya. "Sakit Ra," ujarnya lirih sembari menunjuk ke dadanya.

"Lo memilih satu diantara dua, bertahan atau menyerah? Dan Lo memilih keputusan yang sangat tepat, menyerah akan perasaan Lo ke Raga." Ujar Nana yang menatap lurus ke depan.

Dara berhenti menangis kemudian mengangguk membenarkan ucapan Nana.

"Penyesalan selalu datang di akhir. Gue yakin, cepat atau lambat, Raga akan menyesali perbuatannya sama Lo."

Lagi dan lagi, Dara membenarkan ucapan Nana.

--

Tempat yang menjadi surga dunia untuk seluruh pelajar. Kantin. Saat ini, kantin SMANDA telah ramai karena bel istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu.

Terlihat, Radit dan Kenzi sedang memakan makanan yang telah mereka pesan. Berbeda dengan Raga, Ia lebih memilih memainkan ponselnya. Entah apa yang yang menarik dari ponselnya itu.

"Hai," sapa seseorang yang membuat Raga langsung menoleh. Ia kira itu Dara, namun Ia salah. Berharap banget lu bangke!

Raga memutar bola matanya malas. Hidupnya baru terasa tenang ketika Dara bilang, bahwa Ia tak akan mengganggu hidupnya lagi.

Namun, Ia lupa, bahwa masih ada Amora. Amora memang tidak se bar-bar Dara, yang berani menyatakan cintanya langsung kepada dirinya dan di depan semua orang. Amora lebih memilih bermain dengan cantik.

Kalian ingat Amora, kan? Yang beberapa waktu lalu sempat melabrak Dara, karena Dara selalu mendekati Raga?
Kalau ngga ingat, silakan baca lagi part² awal, hehe.

"Ini aku tadi beliin nasi goreng buat kamu. Di makan, ya?" Ujarnya sembari menyodorkan sebuah piring yang berisi nasi goreng.

Saat hendak menolak, perut Raga tiba-tiba saja berbunyi.

Krucuk...

Krucuk...

Gatau gimana bunyi perut kelaparan!

Raga mengumpat dalam hati. Pasalnya, perutnya sama sekali tak bisa di ajak kompromi sebentar.

Dengan terpaksa, Raga menerima piring berisi nasi goreng tersebut. Amora yang melihat itu, tersenyum penuh arti.

Baru saja piring itu menempel di tangannya, tiba-tiba ada seseorang yang entah sengaja atau tidak, menabrak bahu Amora keras, hingga Ia tersungkur. Bukan hanya itu, piring yang belum sepenuhnya di pengang oleh Raga, kini tergeletak mengenaskan di lantai kantin.

Amora menggeram tertahan. Siapa yang berani menabrak kencang bahunya?

Setelah berhasil berdiri, Amora menatap tajam ke arah orang yang membuatnya tersungkur, dan dia adalah Dara, yang tadi menabraknya dengan keras.

Sama seperti Amora, Raga menggeram tertahan.

"Lo sengaja?" Teriak Amora melengking.

"Oh, atau jangan-jangan Lo iri, karena udah ngga bisa lagi deket sama Raga? Sekarang udah ada gue. Kalah saing, kan, Lo?" Sambungnya percaya diri.

Dara tersenyum miring, lalu Ia beralih menatap nasi goreng yang tergeletak mengenaskan di lantai, kemudian menatap Raga.

Tanpa menanggapi perkataan Amora, Dara memperingati Raga agar tak tertipu dengan tampang sok anggun milik Amora.

"Kali ini Lo selamat berkat gue. Lain kali, jangan mudah tertipu sama tampang seseorang yang sok baik!" Ujarnya lalu pergi keluar dari kantin.

Semenjak kedatangan Amora, napsu makan Radit dan Kenzi berkurang. Mereka memilih mengikuti Dara yang keluar dari kantin.

--

Beberapa jam yang lalu-

Saat Dara hendak keluar dari toilet, samar-samar Ia mendengar seseorang yang sedang menelpon.

Ia memicingkan matanya curiga. Ia sangat mengenali suara itu.

"Harus dong."

"..."

"Iya, ngga bakal ketahuan, aku pasti bakal main cantik."

"..."

"Semoga dengan ini, dendam kamu sama Raga bisa cepat terbalaskan."

Dara tercekat. Balas dendam? Apa hubungannya balas dendam dengan Raga? Pikirnya.

Saat melihat orang itu berbalik, dengan segera Dara kembali masuk ke salah satu bilik toilet, agar tak ketahuan bahwa dia sedang menguping.

Setelah orang tersebut pergi, Dara bisa bernapas lega. Tetapi, pembicaraan orang itu dengan lawan bicaranya di telepon, selalu menghantui pikirannya.

Apa Raga punya masalah sama dia,- pikirannya.

--

Huft

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Huft. Hari ini aku udah update 3 kali.
Capek ya? Saya juga, canda hehe.

semoga suka!
JAN LUPA VOTE N KOMENNYA YA PRENN!!

youcancallmedinda📌
Ikuti kisah DaraRaga
DR;/

SETITIK LUKA || ENDWhere stories live. Discover now