39

65.8K 2.8K 70
                                    

Holaa! I'm back!
Maaf lama banget gak up, aku lagi positif soalnya. Badan panas, pusing, batuk, pilek, dah lah gak paham lagi gimana jadi baru nulis beberapa kata udah pusing lagi. Sekarang aja masih gak bisa rasa+nyium, batuk pilek juga masih ada.
Untuk kalian yang masih sehat, stay safe! Minum vitamin sama minum air putih yang banyak biar virusnya jauh-jauh dari kalian.

Happy reading my beautifull readers 🤍

***

Baby mendelik saat Denand selalu saja mengejeknya gara-gara ketauan berciuman kemarin. "Abang bisa diem gak? Baby makan nanti!"

"Uuu tatutt ...."

Baby menghentakkan kakinya kesal, mengapa Denand begitu menyebalkan saat liburan kali ini? Ia menoleh saat suara pintu kamar Agam dan Denand terbuka. "Om ...." Rengekan manja itu langsung keluar saat Baby melihat Agam yang sudah rapi dengan celana selutut dan kaos hitamnya.

"Lo apain lagi kesayangan gue, Denand?" tanya Agam prustasi sambil menghampiri Baby. Ia duduk di sebelah Baby dan gadis itu langsung masuk ke pelukannya.

"Terserah gue dong, Baby adeknya gue."

"Jangan di ejek terus, dia gak mau kiss lagi sama gue, gue yang prustasi nanti."

Baby memukul dada Agam saat mendengar itu. "Om ih! Jangan ngomongin kiss di depan abang, nanti di ejekin terus Baby nya."

Agam terkekeh, ia mengecup puncak kepala Baby. "Nanti kita cari waktu Denand sama Karin cipokan. Oke?"

Gadis yang sedang mengunyah coklatnya itu langsung menatap Agam garang. "Gue diem anjing! Kok di bawa-bawa?"

"Ya kan gak mungkin Denand kiss sama gue?"

Baby menatap Karina sambil tertawa. "Kak, bayangin coba abang sama om Agam kiss, gimana jadinya?"

Karina tersedak mendengar itu, otaknya langsung terbayang dan tawanya keluar. Tawa Baby dan Karina terdengar di ruangan itu, sedangkan Denand dan Agam menatap jijik satu sama lain.

"Jangan sampai lo mikir juga! Bibir Karina cukup untuk gue, gue ogah juga sama bibir buluk lo!"

Agam melempar sandal rumahan yang di pakainya ke Denand. "Si babi! Bibir Baby juga udah nikmat dan sangat cukup untuk gue!"

Baby yang masih tertawa mengacak-acak rambut Agam. "Jangan di bayangin, om nanti makin jijik sama abang."

Agam mengecup pipi Baby, ia kemudian berbisik, "Kita keluar, kamu pegangan aku."

"Ha-- AAA OM! BABY KAGET ANJING!"

Agam terkejut, baru kali ini sepertinya gadis yang ada di gendongannya ini berkata hewan itu. Setelah melewati pintu penginapan mereka, Agam menepuk bokong Baby. "Siapa yang ngajarin ngomong gitu? Gak boleh."

Baby mengerucutkan bibirnya, tangan dan kakinya melingkar di tubuh Agam. Kepalanya bersandar di bahu Agam sambil melihat ke belakang. "Tadi reflek, om sih mau gendong gak bilang-bilang."

"Kan aku dah bilang suruh pegangan."

"Ya Baby mana tau bakalan di gendong."

Agam menggelengkan kepalanya, Baby mode tidak mau mengalah kadang membuat Agam rasanya ingin memakan gadis ini. "Kamu buat gemes terus deh, besok nikah ya?"

"Gak denger."

Agam tersenyum gemas, ia mengeratkan tangannya di pinggang Baby. "Lagi rame ya pantai nya, padahal aku mau berduaan sama kamu."

"Sewa aja."

"Bener juga."

Melihat pergerakan Agam yang tiba-tiba mengambil ponsel dari saku celana lelaki itu membuat Baby terbelalak. "Gak usah ngadi-ngadi mau nyewa beneran!"

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang