31

75K 3.5K 76
                                    

Daren mencubit pipi Baby sebelum gadis itu turun dari mobilnya. "Jangan aneh-aneh. Kamu sekalinya rusak udah gak bisa di perbaiki. Tau batas, oke?"

Baby tersenyum. "Iya, kakak yang ganteng. Nanti Baby di anter om Ag-"

"Abang atau mas!"

"Iya, iya, nanti Baby di antar mas Agam aja pulangnya."

"Jangan pulang malem-malem."

"Iya."

"Ya udah, kalau ada apa-apa telpon aja."

"Iya, bawel."

Daren mengacak rambut terurai sang adik. "Kakaknya khawatir malah gitu."

"Ya kakak sih, Baby udah lama pacaran sama mas Ag- ihh aneh! Baby udah lama pacaran sama om Agam, jadi ya tau kok."

"Oke. Ya udah sana."

Baby tersenyum, ia keluar dari mobil Daren. Tangannya melambai-lambai saat mobil Daren sudah pergi dari hadapannya.

"Cantik banget sih."

Baby mengelus dadanya saat suara itu terdengar dari sampingnya. Gadis dengan sepatu putihnya itu langsung menepuk lelaki yang hanya memakai kaos hitam dan celana pendek sedikit di atas lutut. "Ngagetin!"

Agam terkekeh. "Ya habisnya ada cewek cantik sendirian, mana di depan lobby gini lagi."

Baby memeluk lengan Agam manja, tangan lelaki itu membawa paperbag yang berisi makanan ringan. "Iya dong mau nyamperin cowoknya jadi harus cantik."

"Padahal cowoknya mau kamu ileran juga pasti masih mau."

Baby memukul lengan Agam. "Jelek, dia nanti malah nyari cewek baru."

Agam tersenyum geli, keduanya memasuki lift. "Kamu udah punya segalanya ngapain harus cari yang baru?"

Baby hanya tersenyum mendengar itu. "Om ngapain beli makanan?"

"Kan kita mau netflix and chill."

Baby menatap Agam horor. "Baby ambigu sama itu!"

"Otak kamu yang kotor kebanyakan baca wattpad." Agam menyentil pelan dari gadisnya ini.

"Enak tau! Om aja yang gak tau."

"Enakan nonton bokep, langsung liat di depan mata gak harus ngebaca."

"Om mulutnya!"

Agam terkekeh, ia mengecup pelipis Baby. "Bercanda, jarang juga aku nonton."

"Kenapa jarang?"

"Keseringan nonton terus ngocok sendiri alias coli gak baik untuk sperma nanti. Aku maunya kan malam pertama sama kamu langsung jadi Agam junior, jadi sperma nya harus bagus."

Wajah Baby memerah, sebenarnya ada apa dengan Agam hari ini? Mengapa bahasa lelaki itu frontal sekali! Eh sebentar, ada yang Baby lupa.

"Om."

"Apa sayang?" jawab Agam sambil membuka pintu penthouse miliknya.

"Om gak kenapa-kenapa kan? Gak ada yang luka?"

"Kamu liat aku gimana? Ada yang gores?"

Baby berjinjit, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Agam agar melihat lebih jelas. "Eumm ...."

"Gak usah deket-deket gini bisa gak? Aku khilaf nanti."

"Baby minus, kalau jauh takutnya ada luka kecil tapi gak keliatan."

Agam mencubit hidung Baby dengan gemas. "Bisa-bisanya modus. Aku tau kamu udah pake soflen jadi gak harus sedeket itu."

Baby berdecak. "Baby lagi gak pake, om. Liat nih, nih!" Baby membuka matanya lebar agar Agam menatap bola mata cokelatnya. "Enggak kan?"

Om CEO [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang