[ SIDE STORY I : HOW TO FEEL COMFORT ]

429 38 44
                                    

How to feel comfort.
Side Stories

Warn! Spoiler! OOC! Mungkin ini bisa ku hint buat chapter depan.

Genre? Floffy! Like my heart, ehe :))

OGCale Henituse

Aerith Mathis

___

Kaki kecil Aerith mengikuti gerak langkah kaki Sang Ayah, Callen yang mengecilkan langkah kakinya saat melihat anak pertamanya yang berusaha memperlebar kaki untuk bergerak cepat untuk sampai ke tempat istri sekaligus ibu dari anak menggemaskan miliknya. Haa... ' Callen Mathis terkekeh saat mendengar helaan nafas sang anak.

Tanpa basa-basi lagi, Callen mengangkat Aerith lalu menggendongnya dengan senyuman hangat. "Ae-ya , semisalnya lelah bilang Papa." Katanya membuat Aerith yang memeluk leher ayahnya dengan pipi mengembung merah.

"Umh, Ae tidak mau membuat Papa lelah. Karena papa kan habis kerja di tempat Paman Deruth." Balas Aerith berusaha semanis mungkin.

Aerith tidak berbohong, saat tadi malam ia terbangun akibat mimpi buruk... tidak, itu sebuah kejadian yang terjadi saat dirinya menjadi Kim Jia.  Lupakan, sang Ayah langsung membangunkan dirinya dan membuatnya tertidur kembali sampai pagi.

"Ibu langsung khawatir mendengar ini dari Ayah apa yang terjadi," batin Aerith saat mengingat ibunya begitu khawatir pada dirinya.

Callen memeluk Aerith sambil terkekeh gemas saat melihat raut wajah anaknya yang berubah, entah kenapa walaupun masih berusia 5 tahun. Entah kenapa anak sulungnya lebih ekspresif dan sedikit lebih dewasa. Kadang, suka sering sekali menahan sesuatu membuat Callen dan istrinya khawatir.

"Tidak perlu khawatir, Ae-ya. Papa tidak akan lelah semisalnya bersangkutan dengan anak-anak Papa," Balas Callen masih mengulas senyum lembut, Aerith melihat sang ayah mengulas senyum lembut itu ikut tersenyum lalu memeluknya erat.

"Umh! Makasih Papa!"

Callen melihat senyum manis Aerith, ah... syukurlah. Garis wajah cemas dan takut tidak tertampil di wajah anaknya, Callen bisa melihat raut wajah ketakutan Aerith saat terbangun. Dia tidak tau, apa yang dimimpikan oleh puterinya.

Seperti...

Anak perempuannya meninggalkan sesuatu yang berharga di dalam mimpi.

"Papa... "

"Ya, nak?"

Aerith kembali membuka suaranya, iris biru itu mencerminkan Callen yang mengulas senyum dengan manik merah yang memantulkan Aerith kecil ini.

Callen paham, apa maksud puterinya. Terlihat tangan yang memeluk lehernya sedikit mengerat bersama bahu kecil gemetar takut. Pria ini sedikit meninggikan gendongannya kepada Aerith, lalu mengecup samar pipi anaknya.

"Ae-ya, papa disini. Mama juga di sini. Jadi tidak perlu takut lagi," Beritahu Callen lembut. Aerith mendengarnya langsung mengangguk samar, lalu melihat Papa-nya kembali.

Sejujurnya, Aerith sedikit ragu untuk menceritakan apa mimpinya. Dia tidak bisa dikatakan kalau mimpi yang ia rasakan adalah kejadian yang ia rasakan sebelum terlahir kembali.

--- Namun, dia tidak ingin membuat sang Ayah khawatir. Apa mimpinya yang selalu berputar-putar membuat Ayah maupun ibunya khawatir terhadap dirinya setiap malam.

"Papa... aku bermimpi... tiga kakak laki-laki yang selalu bermain bersama Ae, juga selalu menjaga Ae, baik pada Ae, tetapi..."

Aerith terdiam, ingatannya terulang di masalalu berputar. Tidak hanya, dia meninggalkan kakak laki-laki bersama dua rekan kerja miliknya, namun kedua orang tua saat menjadi Kim Jia meninggalkan dirinya bersama kakak kandungnya.

REWRITE [ Trash Of The Count's Family ]Onde histórias criam vida. Descubra agora