06

727 89 48
                                    

Tiga hari berlalu,

Terlihat Aerith yang sedang duduk di salah satu bangku dekat teras penginapan, iris biru langit pagi itu melihat seluruh warga yang masib hidup dengan bahagia berdampingan. Dari rakyat jelata maupun rakyat menengah hidup saling berdampingan ...

Aneh? Ya, sangat. Tetapi, berterimakasih informasi dari sang adik -- Jade Mathis, telah membeli jasa informasi dari Odeus Flynn -- pemilik guild kecil yang pusatnya berada di teritori milik Baron Mathis, adalah sebuah keputusan yang tepat. Walau bukan sebuah guild yang besar, tempat mereka cukup untuk dapat berkerja sama.

--- Ya, contohnya informasi dasar terhadap dunia sekitar ini ia dapatkan dari Odeus. Tentu saja, Aerith tidak bodoh untuk pergi tanpa memegang informasi apapun ... tetapi, hal ini pengecualian karena ia tidak mendapatkan informasi daerah ini sama sekali dari guild tersebut.

"Aku sudah menduga tempat ini di bawah perlindungan penyihir di kerajaan ini,"

Benar, informasi yang mereka dapatkan bahwa desa berada diperlindungan penyihir.  Saat siang hari para penjaga berjaga dengan ketat lalu hari berganti malam sebuah barrier mengelilingi melindungi desa. Apalagi barrier yang berada di tempat ini bukanlah sebuah sihir pelindung biasa, alat Itu adalah pelindung tercipta dari magic device tingkat atas.

Mana ada desa yang terlibat perang memiliki kelengkapan seperti itu, kalau bukan dilindungi? Apalagi negara Whimper mengalami krisis ekonomi. Ya, dia sudah berjanji pada dirinya, tidak ingin berurusan dengan negara berperang. Walaupun orang-orang disini memiliki hubungan khusus terhadap Mage Tower maupun bukan.

"Daerah mana yang ingin kau kunjungi lagi?"

"Aku tidak tau, tetapi aku ingin masih memutari wilayah ini terlebih dahulu."

"Bagaimana Paerun?"

"Huh?"

"Aku merekomendasikan wilayah paling utara untuk mengakhiri perjalananmu,"

"Karena memiliki daerah terlarang?"

"Berhenti berpura-pura bodoh, aku yakin kau tau maksudku."

"Bajingan ini ..."

Aerith menghela nafas berusaha menahan amarahnya, dia mengerti. Namun, gadis ini tidak ingin mendengarnya secara langsung sebelum perjalanannya baru saja di mulai dua bulan kurang ini.

"Village of Despair ... Rumah dari Pohon Dunia?" tanya Aerith ragu, iris biru gadis ini melihat Aine yang mengulas seringaiannya membuat Aerith merinding.

Kaparat ini, bukankah terlalu menyeramkan untuk mengetahui informasi sepenting ini? Lagipula, dapat darimana orang ini informasi tentang Pohon Dunia. Namun, ia tidak ingin mengetahui darimana informasi tersebut.

"Aku yakin, tidak akan mudah untuk masuk ke dalam." Aerith mengangkat canting cangkir teh tersebut, lalu meminum isinya secara perlahan setelah berbicara. "Ya, karena elf jelek itu sangat arogan karena melindungi Pohon Dunia." Aine menambahkan membuat kerutan di dahi Aerith, tetapi tidak membalas ucapan pemuda tersebut.

Pohon Dunia ... ya, Aerith ingin bertanya banyak hal dengan Pohon Dunia ... Petapa agung yang telah hidup kokoh di seluruh masa. Dia ingin tau, apa alasannya berada di dunia ini? Apa ada sebuah alasan? Aerith ingin mengeluarkan pertanyaan yang selalu ia simpan selama dirinya hidup sebagai Aerith Mathis.

"Mungkin, aku akan pergi ke Mountain tenn finger setelah pergi ke Caro." kata Aerith membuat Aine ini langsung mengerutkan dahi bingung,

"A--"

Aine langsung menutup mulutnya saat merasakan luapan mana kasar, ia langsung menggunakan sihir pelindung tiga lapis untuk mereka. Beberapa saat kemudian, ledakan tercipta membuat Aerith dan Aine melompat dan menghindari reruntuhan dari penginapan itu. Iris biru tersebut melihat area yang baru saja melihat kedamaian kini berubah menjadi sebaliknya.

REWRITE [ Trash Of The Count's Family ]Where stories live. Discover now