20

344 37 11
                                    

Jari Aerith berketuk di meja dengan raut wajah tidak terbaca. Ia harus bersikap rasional saat ini walaupun beberapa banyak pertanyaan muncul di kepalanya, dengan perasaan gadis ini menyakini sesuatu.

Cukup, Aerith fokus untuk menelaah laporan yang diberikan oleh Aine saat ini.

Mengincar anak-anak dari suku serigala... ia mendengar hal tersebut dari mulut Choi Han. Yang mengatakan bahwa suku serigala bisa menjadi bibit. Dan, ia tidak mengerti apa maksud Radika.

"Apa tujuan mereka membuat kekacauan dan mengincar anak-anak?" Pertanyaan lolos dari mulut Aerith, iris biru miliknya bergulir ke arah Aine yang sedang duduk bersandar di atas ranjang tersebut itu langsung membuka mulut.

"Dari sifat Radika yang impulsif, dia hanya ingin membuat kekacauan di ibukota. Mungkin, menurutnya itu sebagai tanda perang."

"... yang terakhir, aku yakin bajingan dragon Slayer memberikan tugas sebenarnya untuk Radika agar menculik anak-anak."

Aine menyimpulkan pemikirannya setelah bertemu langsung dengan Radika membuat Aerith kembali berpikir. "Hei, Aine." Suara gadis ini kembali terbuka. Ia melihat Naga merah tersebut dengan sudut menyeringai.

Ah, bajingan sialan. Dia menyadari apa yang aneh terhadap perintah diberikan Radika kepada anak buahnya, gadis berhelaian embun pagi ini mengetuk jemari di siku sambil menyimpulkan sesuatu.

"Ini bukannya, begitu kontradiksi? ... perintah yang diberikan pasti membuat Radika juga menyuruh agar tidak memberitahu bahwa mereka mencari bibit. Namun, seorang budak." Tambah Aerith membuat Aine mengangguk,

"Tepat, awal saat Radika mengatakan bibit. Aku langsung juga menyimpulkan seperti itu, karena aku yakin bajingan seperti mereka pasti memakai anak-anak serigala untuk sesuatu." Balas Aine membuat Aerith menghela nafas panjang,

Aerith mengambil cangkir teh miliknya, lalu menengguk habis teh tersebut. "Semisalnya, aku melihat Radika. Bajingan itu harus kubunuh secara langsung," Ketusan tajam keluar begitu saja dari mulut Aerith membuat Aine mengerjap matanya,

"Tentu saja, kau bisa bertemu dan membunuh bajingan itu bersama Choi Han. Dia juga ingin membunuh Radika,"

Aerith terdiam, begitupula raut wajahnya berubah tanpa berkedip sama sekali. Iris mata sayu yang menampilkan bahwa dirinya hanya seorang gadis yang tidak pernah melihat darah sama sekali, apalagi tangan yang terlipat sudah berada di atas kedua pahanya.

"... kalau begitu, aku tidak akan turun tangan karena gadis lemah sepertiku tidak sanggup melihat pertarungan."

Lihat?

Bajingan kecil ini mengucapkan omong kosong kembali. ' Aine menghela nafas lalu melihat raut wajah Aerith berubah kembali, "Hah! Bercanda! Aku akan memukulnya sekali. Lalu, menyerahkan ke Choi Han untuk membunuh bajingan itu." Cerca Aerith menyeringai kesal, mengingat beban yang dia tanggung.

Nah, itu baru murid sialan milik Aine Redeu.

Naga merah ini beranjak dari ranjang, lalu berjalan ke arah Aerith Mathis yang duduk tak jauh dari kursi. Ia langsung duduk bersebrangan dengan muridnya, sambil mengambil teh yang dituangkan oleh Aerith.

"Apa yang akan kau lakukan terhadap bom? Mengambil secara langsung?" Tanya Aine membuat Aerith menggeleng kepala samar.

"Aku tidak setuju untuk mengambil secara langsung, mereka akan menyadari bahwa bom tersebut hilang." Jawab Aerith menyilangkan tangan di atas dada, dengan iris biru memandang Aine

"Jadi, kau akan mengambilnya saat acara dimulai?" Aine mengomentari kembali, membuat Aerith mengangguk samar sebelum menambahkan kembali. Ia kembali membuka mulut dengan tangan yang terulur, "Benar, terlebih kalau semisalnya kita mengambil secara saat ini juga kita tidak bisa melihat bajingan itu 'kan."

REWRITE [ Trash Of The Count's Family ]Where stories live. Discover now