“Apakah Sehun ada diruangannya?” tanya Luhan.

“Maaf nona. Sajangnim tak bisa diganggu saat ini” jawab resepsionis.

“Aku hanya ingin bertemu dengannya, apa tak boleh?” tanya Luhan dengan wajah memelasnya.

“Untuk sekarang tidak bisa nona. Jika nona mau nona bisa membuat jadwal terlebih dahulu” tawar sang resepsionis.

“Kenapa aku harus membuat jadwal hanya untuk bertemu Sehun?!” kesal Luhan.

“Aturan disini seperti itu nona. Anda harus membuat jadwal terlebih dahulu untuk menemui sajangnim” balas resepsionis tak mau kalah. Luhan memberengut kesal. Ia merogoh ponselnya yang berada ditas dan memanggil seseorang.

“Sehunnie...Apa aku tak boleh menemuimu dikantormu sendiri?”

“Kau berada dikantorku, Lu?”

“Eoh. Tapi kata resepsionismu ini bilang jika kau sedang sibuk dan tak dapat diganggu” Luhan melirik resepsionis yang terlihat gugup.

“Aku akan kebawah. Tunggu aku”

Pip

Luhan bersedekap didepan meja resepsionis. Dirinya kesal mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan diawal pertama ia datang kesini. Dua yeoja yang menjadi resepsionis saling berbisik dengan memandang Luhan takut. Mereka tak menyangka jika Luhan akan menelepon sajangnim mereka langsung.

Tak berapa lama Sehun turun dan mendapati Luhan yang berdiri dengan wajah masamnya. Luhan pasti sangat sebal saat ini. Terlihat dari sikapnya yang hanya berdiam diri dan matanya yang menunjukkan akan menelan siapa saja yang berani mendekatinya. Sehun langsung mendekati yeojachingunya. Yeoja resepsionis yang melihat Sehun mendekat langsung membungkukkan badannya. Luhan langsung berwajah cerah melihat Sehun. Ia langsung memeluk Sehun. Sehun membalas pelukan Luhan tanpa memperdulikan tatapan kaget dari beberapa pegawainya yang tak sengaja melihat. Sehun melepas pelukan Luhan dan melihat Luhan dari atas kebawah.

“Ada apa kau kemari, Lu?” tanya Sehun.

“Aku membawakanmu bekal makan siang. Aku tau kau pasti akan melewatkan makan siangmu jadi aku membawakan bekal” ucap Luhan.

“Sebaiknya kita ke ruanganku saja” ajak Sehun. Luhan mengangguk dan merangkul lengan Sehun. Sehun menoleh kearah meja resepsionis.

“Kalian kembalilah bekerja. Maafkan kekasihku yang berlaku sedikit kasar” ucap Sehun dengan poker facenya. Kedua yeoja itu mengangguk mengerti. Sehun melangkah menuju ruangannya diikuti Luhan yang sedari tadi merangkul mesra lengan Sehun.

Beberapa pegawai sempat tercengang melihat perlakuan sajangnim mereka. Mereka tak pernah melihat Sehun berlaku manis dan lembut oleh seorang yeoja pun. Bahkan dengan klien yeoja, Sehun hanya bersikap biasa dan tetap menampilkan wajah poker facenya. Tapi kali ini berbeda. Ekspresi Sehun sedikit berubah dan perubahan itu sempat dilihat oleh beberapa pegawai yang berada dilobi.

.

.

.

Baekhyun dibawa paksa kesebuah salon langganannya oleh eommanya. Baekhyun tak bisa banyak protes karena ia langsung diseret untuk dirias. Baekhyun hanya bisa pasrah. Wajah dan rambutnya langsung didandani seapik mungkin. Sedangkan eommanya sudah pergi meninggalkannya. Beberapa bodyguard diperintahkan eommanya untuk menjaganya agar tak kabur dan memastikan ia sampai dirumah dengan selamat.

Baekhyun masih tak mengerti dengan apa yang akan terjadi dirumahnya. Dia menerka-nerka apa yang akan terjadi dirumahnya. Pesta penyambutan? Tapi siapa yang akan disambut? Tak ada keluarganya yang pergi jauh. Jamuan makan malam? Siapa yang datang? Presidenkah hingga eomma dan appanya sangat totalitas. Itu tak mungkin batin Baekhyun.

LAST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang