Lelah melawan penyakit selama bertahun-tahun, Bella berdoa kepada Tuhan untuk segera mencabut nyawanya dan diberikan kehidupan baru yang lebih baik.
Siapa sangka doa Bella terkabulkan. Bella hidup kembali di dalam novel sebagai Lucy, tokoh figuran...
Air matanya terus mengalir. Sakit hati mengingat perbuatan keji Kaisar Leonel. Mengutuk tindakan tercela kaisar tanpa henti.
"Harusnya aku segera melarikan diri sejauh mungkin saat terbangun di tubuh ini." Sesalnya.
Lucy hanyut dalam pikirannya, menyesali tindakan bodohnya di masa lalu.
Dimana dirinya berpikir akan menjadi pelayan biasa dan mendapatkan happy ending bersama seorang kesatria Kekaisaran Barat.
Lucy memukul keningnya. Merutuk kebodohannya di masa lalu.
"Kyuuu!"
Seekor naga kecil tiba-tiba menyusup ke dalam selimut Lucy.
Mata ungu El terlihat begitu jelas oleh Lucy meski penglihatannya memburam akibat air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
"Kyuuu?" El mengusap air mata Lucy, seolah bertanya apa yang sedang terjadi.
Lucy memeluk El sambil menangis pilu. "Kaisar sangat jahat, El. Dia menyakiti hati dan harga diriku." Adunya.
"Aku ingin mati saja. Bisakah kau mencarikan racun mematikan untukku?"
El menggeleng kuat.
"Sekarang kau juga berpaling dariku? Bukankah selama ini kau selalu berada di pihakku?!" tanya Lucy lirih.
Ia mendorong El keluar dari selimut. "Pergilah! Jangan pernah menemuiku lagi!" tegasnya.
"Kyuuu."
El berusaha kembali masuk ke dalam selimut, tapi Lucy menghalanginya. "Pergilah, El!" Usirnya lagi.
"Kyuuu!"
"Kalau kau tidak ingin pergi, bunuh aku sekarang juga!"
El terdiam. Begitupun Lucy.
Sejujurnya, Lucy takut mati. Lucy takut merasakan sakit lagi. Akan tetapi, Lucy lebih takut lagi menghadapi pelecehan yang dilakukan kaisar.
Kejadian tadi malam sangat menghantuinya. Takut mengalami hal serupa lagi di masa depan.
"Kyuuu." Suara lemah dan penuh permohonan El membuat Lucy sedikit mengintip dari selimutnya.
Mata birunya mengerjap kaget melihat cahaya putih menyelimuti tubuh El. Takjub sekaligus penasaran melihat fenomena ajaib tersebut.
Tangan mungil El terulur. Seakan menyuruh Lucy menyambut uluran tangannya.
Meski heran, Lucy tetap menerima uluran tangan El.
Cahaya putih mengelilingi tubuh mereka. Tubuh Lucy terasa ringan seketika. Dendam, amarah, dan kesedihan di dalam hatinya perlahan menghilang. Matanya mulai memberat.
Sebelum kesadaran Lucy hilang sepenuhnya, gadis itu dapat melihat El muntah darah.
Suasana di dalam ruangan menjadi begitu hening. Waktu berhenti total. Pergerakan semua orang di dalam istana terhenti. Cahaya putih menyelimuti seluruh istana.
Waktu berputar ulang dan berhenti di saat sebelum kejadian mengerikan menimpa Lucy.
Ya, El nekat memutar waktu demi menjaga senyuman terus tercipta di bibir Lucy.
El rela menerima konsekuensi asalkan pemiliknya kembali ceria seperti sedia kala.
Walau itu berarti, harus mempertaruhkan nyawanya.
****
Kening Lucy mengernyit merasakan sentuhan lembut di pipinya. Matanya perlahan terbuka, menatap orang yang menganggu tidurnya.
Alangkah terkejutnya Lucy kala menangkap kehadiran Kaisar Leonel di sisinya.
Entah kenapa, perasaan takut mendadak menyelimutinya. Di saat bersamaan, dia juga merasa marah melihat wajah kaisar, tapi tidak tahu apa yang membuatnya marah.
"Kau kenapa, sayang?"
Gadis cantik itu sontak menepis tangan Kaisar Leonel yang hampir menyentuh pipinya sedangkan Kaisar Leonel mengerutkan kening heran.
"Kau kenapa? Kau sakit? Dimana yang sakit?" Kaisar Leonel menatap Lucy intens.
Lucy menghela napas pelan. Sadar tindakannya bisa membuat Kaisar Leonel marah. Lantas, segera memberikan penjelasan.
"Tidak. Aku baik-baik saja. Hanya saja aku merasa perasaanku sedikit kacau."
Kaisar Leonel mengusap keringat di kening Lucy secara perlahan. "Apa yang membuatmu merasa terganggu? Ceritakanlah kepadaku. Siapa tahu aku bisa membuat perasaanmu menjadi lebih baik."
"Entahlah."
"Mungkin kau lapar, makanya perasaanmu menjadi memburuk. Bagaimana kalau kita makan malam dulu?" Usul Kaisar Leonel.
Lucy mengangguk setuju. Memutuskan untuk mengenyahkan perasaan negatifnya. "Aku ingin makan di sini saja. Bolehkah?"
Kaisar Leonel tersenyum lembut. "Tentu saja boleh, sayang."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Niat hati rajin update hari ini, tapi malah sakit. Sad༎ຶ‿༎ຶ
