"Dah lah, capek gue. Capek ya Allah. Capek.." Stella menyenderkan punggungnya yang sempat menegak.

Haidar tersenyum. "Alhamdulillah, akhirnya bukan nyebut hewan lagi."

"Bodo amat, sumpah."

"Ayo, sekarang di minum Antimo-nya. Nanti mabuk lagi, gimana?" Haidar mendekatkan Antimo ke bibir Stella.

Stella menghembuskan nafas lelahnya. "Sini, gue telen sekalian sama bungkusnya."

***

Haidar sekarang sedang mencuci kain bekas mengelap mutahan Stella di atas lantai kamar. Dengan posisi jongkok, Haidar mengucek kain lap itu.

"Kenapa tadi Stella tiba-tiba tidak mau berbicara dengan saya, ya? Padahal saya mau ngomel lo." Curhat Haidar pada Stelli.

Stelli sedang menunggu Haidar dengan tubuh menyender pada tembok.

"Dia bahkan sampai mau menelan sachet obat lho, Stelli. Apa Stella sebegitu mabuknya, ya?"

"Mew..."

"Nah, kamu saja bingung. Apalagi saya."
Imbuh Haidar, saat Stelli mengeong.

"Saya beli satu kardus lho." Keluhnya, sembari membilas kain lap dengan air bersih.

"Istri lo tuh, Stelli, apa gue sih?" Stella tiba tiba saja muncul di belakang Haidar.

Wanita itu bersedekap dengan mata menatap tajam Haidar yang langsung mengelap tangannya ke celana pendek yang di kenakannya.

"Stella. Kamu sudah sadar?" Tanya Haidar sembari mendekat ke Stella.

"Nggak, gue udah gentayangan." Jawab Stella dengan sewot.

"Meong." Stelli mengeong.

"Apa lo natap gue sinis gitu?! Cuman kucing, gausah belagu, lo!" Tegur Stella sinis.

"Saya pusing kalau liat kalian berdua bertengkar terus." Sela Haidar diantara mereka.

"Ya lo cerain gue aja, gimana? Biar lo bisa puas sama Stelli?" Ketus Stella sembari menatap tajam Haidar.

"Astaghfirullah, Stella. Saya ngambek sekarang." Haidar memberikan tatapan menyipit pada Stella.

"Gak peduli gue. Gak peduli. Beneran."

***

Haidar berdiri sembari menyedekapkan tangan di dada. Rautnya nampak datar saat menatap Stella yang sedang memakan permen kaki.

"Sekarang waktunya saya sidang." Kata Haidar tegas.

Stella memutar bola matanya malas. Ia duduk bersila di atas sofa, dengan mata menatap televisi yang menyiarkan kartun doraemon.

"Pertama. Kenapa kamu berbohong kepada saya?" Tanya Haidar sembari berkacak pinggang.

"Minggir, itu doraemonnya gak keliatan lagi ngapain." Jawab Stella asal.

"Stella. Saya lagi marah lho!"

"Ck! Apaan sih?" Stella menatap malas Haidar yang sedang menampilkan waiah garang.

"Lo gak pantes marah anjir. Malah ngakak gue." Lanjut Stella.

Haidar menghela nafas panjang. "Saya tau, saya itu ganteng di setiap saat."

"Gak ada hubungannya, plis."

Haidar tersenyum aneh. Lalu ia mendudukan diri di sebelah Stella.

"Saya kalau marah tambah ganteng. Dari pada kamu klepek-klepek liat kegantengan saya, mending jangan buat saya marah, deh." Ujar Haidar.

Dengan gemas Stella mencubit paha Haidar, membuat pria itu memekik.

"Aduh. Cenat-cenut, Stella." Haidar mengaduh, sembari mengelus pahanya.

"Lo kenapa prik banget, sih? Gemes gue tuh. Pengin makan lo! Sumpah." Stella melepas emutan permen dari mulutnya, hanya untuk mengomeli Haidar.

Haidar tersenyum aneh, seperti biasa.

"Saya mati, dong, kalau dimakan." Kekeh Haidar.

"Lain kali, kalau kamu ada masalah, curhatnya sama Allah, bukan sama minuman haram.." Tegur Haidar lembut.

Tangan pria itu terulur untuk mengelus rambut Stella yang terurai sepundak.

"Minuman haram itu tidak baik untuk kesehatan, juga menambah dosa, Stella. Insyallah saya rela, kalau dosa kamu dilimpahkan ke saya, tapi bagaimana dengan tubuh kamu nantinya? Bagaimana kalau kamu sakit?"

Stella menunduk. Ia jadi tidak nafsu mengemut permen kaki lagi.

"Kamu berpakaian terbuka, menampilkan tubuh mu yang sempurna di mata saya ke orang lain, saya tidak suka, saya cemburu, Stella." Lanjut Haidar.

"Maaf," Stella menunduk.

"Saya memaafkan kamu, Stella. Saya memaafkan semua kesalahan mu. Asalkan kamu tidak mengulangi kesalahan ini lagi." Tutur Haidar.

"Gue akan berusaha." Stella menghela nafas panjang.

"Tidak apa-apa. Pelan pelan saja, Stella." Haidar tersenyum senang, mendengar jawaban dari istrinya.

"Sekarang saya tanya. Kenapa kamu mabuk?" Cerca Haidar dengan pertanyaan lain.

"Gue cuman kangen pergi ke klub." Jawab Stella dengan lesu.

Haidar mengangguk, ia mengerti kebiasaan buruk Stella sebelum menikah dengannya.

"Bagaimana kalau seminggu sekali kita jalan-jalan berdua, untuk menghilangkan rasa bosan kamu?" Tawar Haidar.

"Kalau ke mall, gue udah bosen. Tujuan gue ke klub kan, cari suasana baru yang rame."

"Tenang saja. Tempatnya ramai kok, saya rasa, bosan mu akan hilang saat kamu saya ajak kesana." Haidar tersenyum lebar saat memberitahu hal itu.

"Kok bisa?" Tanya Stella keheranan.

"Mmm, ya soalnya kalau saya kesana, stres saya hilang."

Stella tertarik. Alisnya naik satu.

"Dimana, emang?" Tanya Stella lagi.

"Pertenakan ayam saya."

Mau heran, tapi ini si Haidar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau heran, tapi ini si Haidar... 😭

4K vote chapter ini bisa gak ya? 🥰

Ramein lagi yok! Lebih rame dari chapter sebelumnya kalau bisa!

Spoiler di tiktok akan ada di sini, tenang saja.. Tapi di chapter agak belakang..

Enaknya Haidar up foto ig apa lagi ya?

Siapa yg blm liat episode malam pertama mereka di ig?

Spam komen next disini!

Spam komen lanjut disini!

Spam komen Haidar disini!

Spam komen Stella disini!

With You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang