2. Penyusup

Mulai dari awal
                                    

Tubuhnya maju kala Raka merengkuh pinggangnya mendekat. Kini diantara keduanya sudah tidak ada jarak. Hanya tinggal tangan Cherry yang sebagai penghalang agar dia bisa melihat Raka dengan jelas.

"Apa?" tanya Cherry mengerutkan kening.

Raka menyingkirkan rambut gadis itu ke belakang telinga, "Lo lupa sesuatu."

Mata Cherry menatap ke atas, mengingat hal yang telah dirinya lupakan, "Lupa apa?"

Raka tersenyum miring. Dia mengangkat tangan menunjukkan sebuah lipstik yang tutupnya sudah hilang entah kemana.

"Oh iya, lupa." Gadis itu menepuk jidatnya.

Raka menyingkirkan lipstik itu kala Cherry akan mengambilnya, "Gue pakek'in."

Cherry menghela napas. Mengangguk menyetujui keinginan Raka.

Cowok itu tersenyum puas. Dia memegang dagu Cherry lalu mengoleskan lipstik berwarna soft pink di bibirnya penuh hati-hati.

Cherry sampai hampir tertawa melihat ekspresi Raka. Cowok itu tampak sangat serius memakaikannya lipstik. Seperti sedang berada di kamar bedah saja.

"Udah." Raka menghela napas lega.

Cherry tersenyum lebar. Dia menoleh ke samping ingin melihat hasil karya Raka. Namun sebelum hal itu terjadi tangan Raka menahannya, membuat Cherry kembali menatap cowok itu.

Cup!

"Raka!" Cherry menutup bibirnya dengan tangan. Antisipasi kalau Raka ketagihan dan ingin mengulangi lagi.

"Mau lagi," kata Raka mencoba menyingkirkan tangan Cherry.

Gadis itu menggeleng keras. Dia berteriak sambil membekap mulut kala Raka terus mencoba menyingkirkan tangannya. Cowok itu tertawa, dia sangat suka menjahili Cherry.

Dengan usaha keras akhirnya Raka bisa menyingkirkan tangan itu juga.

"Raka mmmph...!"

*****

Semua orang di ruang makan sibuk menyantap makanan masing-masing, kecuali satu orang. Nenek.

Wanita berusia lebih dari setengah abad itu sibuk sendiri membersihkan kacamatanya lalu memakainya, kembali melepasnya, lalu memakainya lagi.

"Ibu, kenapa? Kacamatanya sudah tidak enak dipakai?" tanya Mama Cherry.

Nenek menggeleng, "Sepertinya mataku sudah mulai rusak. Kenapa bibir cucu ku jadi mencong seperti itu?"

Raka menahan diri agar tidak menyembur makanannya keluar. Matanya terpejam saat merasakan kakinya diinjak oleh Cherry.

Gadis itu menekuk wajahnya kesal. Semua gara-gara Raka. Dia main asal nyosor saja tanpa peduli nasib bibirnya yang baru di kasih lipstik. Alhasil lipstiknya jadi belepotan.

Dia sudah membersihkannya tadi, tapi karena terburu-buru Cherry jadi tidak konsentrasi saat melakukannya.

"Cherry. Kenapa kamu pakai lipstik belepotan seperti itu?" tanya Mama.

Kurang dari TigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang