Tragedi dan Tatapan

34 2 0
                                    

Sebuah nada yang terdengar bergema Berasal dari sebuah langkah kaki, membuatku merasakan suatu yang berdenyut hebat. Apakah itu langkah darimu ?
Aku merasakan takut aku Hanya ingin jujur kepada mata yang melihat sebuah kejadian, namun aku Hanya. Aku hanya seorang hawa yang tidak bisa berbicara di depan makhluk hina, aku di tutupi dengan sebuah ancaman, di bungkam dengan sebuah kebohongan. Aku tidak dapat bercerita kepada Tuhan, namun Tuhan mengerti apa yang ada dalam pikiran.
Aku takut untuk mengungkapkan sebuah pesan, hanya karena aku bukan siapa siapa. Andai saja aku memiliki sebuah jabatan, akan ku bayar semua keadilan dengan sebuah jabatan.
Aku yang telah terhina oleh sebuah omongannya, dibayar dengan sebuah janji, dihantam keras oleh sistem oligarki. Aku hanya ingin berteriak didepan mata itu, mata yang seperti monster menatapku dengan sebuah napsu. Mengeluarkan lidahnya seperti melihat santapan yang lezat, Membuatku semakin takut untuk menatapnya. Tragedi ini membuatku memunculkan sebuah trauma, trauma yang tidak ada habisnya.
Aku tidak mengerti semurah apa badanku ini, sehingga aku hanyalah sebagai pemuas hasrat oleh tatapan mata yang menakutkan. Aku punya sebuah rasa dendam yang besar untuk membalas tingkahnya, namun aku tidak punya nyali untuk melakukan hal seperti itu.
Aku hanya ingin berkeluh kepada Tuhan, tuhan tolong turunkan kuwasamu untuk melawan tatapan monster itu. Monster yang memiliki tatapan kuasa, memiliki semua hukum, memiliki banyak sekali air liur dari janji janji kebohongan.
Memiliki sebuah janji tanpa adanya bukti, mengancamku sehingga aku mati.

Mati pun aku masih terbayang-bayang oleh mata yang menatapku, malaikat pun mengampuniku namun mata itu, Mata itu selalu ada dalam pikiranku walaupun aku sudah lama mati. Dan suara-suara yang mengingkari janjinya masih terus terdengar di telinga, meskipun aku sudah lama mati. Suara langkahnya masih saja terus berputar dalam pikiranku, padahal aku sudah lama mati.

Aku bukannya diam,
Aku hanya tahu dalam setiap detiknya
Selangkah kakimu adalah kelam.

Aku dan BayanganWhere stories live. Discover now