⊱┊A―13

825 106 52
                                    

「MISSION」

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

「MISSION」

KENDATI dunia seolah tengah menghukum, raga selaras mayat bernyawa ini masih setia pada kesadaran. Predestinasi menyatukan hati sebagai sumber malapetaka. Tubuh yang bersatu ialah bencana. Anak. Anak. Anak. Menjadi tujuan dasar atas perjanjian. Namun peliknya, kenapa harus Jean? Raga rusak parah, hati yang remuk berkeping-keping. Apakah pantas jika satu nyawa lain melekat dalam tubuh tanpa kekuatan penyangga hidup?

Sayangnya Jean harus menjadi si penurut, dan Kim Taehyung―sejak kapan lelaki iblis itu memenuhi akal, dan malah mendadak menjadi penyangga hidup tanpa disadari. Diam, dan terima saja takdirmu. Kalimatnya seperti titah untuk Jean tetap mempertahankan hidup. Jean harus menjadi si penurut dan patuh.

Sentuh kotornya yang meremukkan jiwa, mengikis kesucian pada bersihnya kehidupan. Jean bergelung di atas permukaan empuknya kasur, tubuh gemetar dengan meredam tangis tanpa suara. Raga rusak parah, dan hati remuk berkeping-keping. Lagi.

Pemahamannya, Kim Taehyung tidak akan pernah berhenti sebelum nyawa lain berhasil tumbuh.

Gerakan kecil begitu penuh asa dipaksa, hingga bibir meringis rintih sebab diri yang telah lunglai. Jean duduk bersandar dengan tatapnya mengedar kosong pada apa saja. Isinya akal hanya, anak, anak, anak. Dan, bagaimana cara mengakhiri penghukuman ini?

Kaki di balik selimut ia tekuk, menempel pada dadanya tanpa busana. Dagu bersandar di atas lutut. Netra berkedip lambat. Tanpa sadar tangan perlahan merambat, meremas surai sendiri kuat-kuat. Bibirnya mengumandangkan jeritan kepiluan untuk pertama kali, dalam asa. Jean mendadak seperti manusia kesetanan; memukuli raga di mana saja, menarik surai kencang-kencang, menggosoki lengan sampai kulit memerah, sebab merasa diri telah teramat kotor. Berakhir dengan napas lelahnya dan jemari meremas selimut amat ketat.

Hatinya menjerit-jerit sakit.

Hingga pandang menjadi kabur, ulah air mata yang meluruh tanpa henti. Sesaknya dada bertambah sengguk, netra memejam meredam tangisnya yang memilukan. Raga rusak parah, dan hati remuk berkeping-keping. Mengacak surainya kembali hingga tubuh melumer seperti lilin. Jean kembali meringkuk di balik selimut dengan terpejam rapat. Dan bibirnya bergumam lirih, “Kumohon hentikan, jangan lagi ... jangan melakukannya lagi ....”

agreement

Jika mungkin izin itu tidak pernah ada, Jungkook tidak akan pernah mengenali dua kehidupan dengan rautnya yang sama persis. Kaki berdiri tegak bersama gemuruh jantung yang menjadi-jadi di dalam rongga dada. Pada pandangnya yang pertama, stagnan menjadi reaksi tubuh dan hati bertindak berlebih. Jantung berdetak abnormal. Mendadak.

𝐀𝐠𝐫𝐞𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭 ✓Where stories live. Discover now