22. Here we go again

38 7 0
                                    

22

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

22.) Here we go again

. - : : – – : : -˚̣⋅ .. - : : – – : : -˚̣⋅ .

Kini Shylla berada di balkon luar kamarnya,menatap bintang-bintang yang berkerlipan di langit,sembari ia juga menikmati minuman matcha,ditambah ia juga memutar vcd yang tadi ia beli di kios.

Arah mata Shylla kini menuju ke pergelangan tangannya, terpasang sebuah gelang bunga di pergelangan tangannya itu.

Seketika Shylla teringat Darren memberi gelang ini di rooftop sekolahan,tapi waktu itu Shylla terbangun dari pingsannya,lalu jika ia pingsan,mengapa gelang ini terpasang di tangannya? Sangat aneh bukan?
Shylla juga baru menyadari kalau ia mengenakan gelang bunga tersebut.

Shylla melamun kini tatapannya kosong,sampai-sampai minuman matcha yang ia bawa tumpah,tetapi Shylla tak menggubris minumannya telah terjatuh mengenai kakinya.

"Akhirnya kita bertemu lagi, Shylla." ucap seorang perempuan yang terlihat seumurannya, Shylla bingung menatap punggung perempuan berambut panjang itu.

"Ka-kau siapa?" tanya Shylla yang pasti tak dijawab oleh perempuan itu.

"Besok adalah hari kematianmu!"

"Ke-kematian ku?"

"Lihatlah esok Shylla." perempuan itu perlahan berjalan meninggalkan Shylla.

'Akkh'
Seketika Shylla terjatuh,badannya melemas dan ia masih terlihat syok.

"Kematian ku?besok?"

Shylla kembali ke tempat tidurnya,ia merebahkan tubuhnya,sangat risau dan khawatir itulah yang Shylla rasakan saat itu,ia terus memikirkan kematiannya benar terjadi atau tidak.

Selama itu Shylla tidak bisa tidur,ia terus memikirkan perkataan seorang perempuan itu,Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi,lalu 'jam empat' 'kini sudah dilanjut jam lima' 'kringggg'

Shylla bangun dari kasur nya,ia berjalan ke arah kamar mandi,
Tatapan Shylla seperti orang kesurupan waktu itu,badannya seperti dimasuki oleh sesosok 'mereka'

"HARI KEMATIANKU!?!?" seketika Shylla langsung tersadar dari tatapan kosongnya,dan ia turun ke bawah untuk menemui ibunya.

"Bun." teriaknya ketika menuruni anak tangga.

"Iya Shyll,kenapa?"

"Bu-bunda kok bisa lihat Shylla?"

"Kamu ini,ngomong apaan sih Shyll,orang bunda ngomong sama kamu ya pasti bisa liat kamu."

"Ehm gapapa bun,Shylla berangkat dulu ya." setelah itu Shylla mengecup punggung tangan ibunya.

"Hati-hati Shyll."

"Bentar Shyll--"

"Iya?kenapa?" sahutnya sembari mengikat tali sepatunya.

"Emm,gak jadi Shyll."

The School MysteryWhere stories live. Discover now