11. Jealousy!

87 13 2
                                    

11

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

11.) Jealousy!

. - : - - : : -˚̣⋅ .. - : : - - : : -˚̣⋅ .


"Arghh!!!" Shylla merasakan pusing yang amat saat ini, ia berdiri dan mulai melangkahkan kaki sampai pada di meja belajarnya guna mengambil pil obat disana. Namun, tiba-tiba matanya menjadi buram ketika ia mencoba menggosok-gosok matanya dengan tangan pemandangan seorang pemuda misterius adalah yang pertama dilihatnya.

"L-lo siapa? nga-ngapain dikamar gue?" Terdengar dari nada suaranya, Shylla kini ketakutan dan gemetaran.

Pemuda di depannya malah semakin mendekat ke arahnya didampingi oleh bisikan-bisikan darinya yang membuat kepala Shylla lama-lama bisa pecah saat ini juga. Shylla masih menatapnya ketakutan sedari tangannya memegang kuat telinganya, sebelum akhirnya ia berteriak histeris "AAAAAAA. . ."

"Heh! kamu kenapa? Shyll?" Suara lembut dari wanita cukup berumur itu menenangkan nya, sembari tangan indahnya mengusap lembut rambut Shylla.

"It-itu di-disana" Shylla masih dengan posisi yang sama dan tangannya menunjuk-nunjuk ke depan.

Ibu Shylla melihat ke arah yang ditunjuk-tunjuk oleh anak semata wayangnya itu. "Gak ada apa-apa Shylla. Udah sekarang tidur, ya?" Tutur lembut pada akhirnya. Shylla mengangguk lalu membaringkan tubuhnya di kasur big size nya.

"Udah. Yang tadi jangan terlalu dipikirin, ya? Selamat malam, mimpi indah."

"Heem, Selamat malam juga bund."

𖧷 𖧷 𖧷

"Badan lu panas banget anjir. Ini lu lagi demam, ya?" Pagi ini Lili sudah heboh setelah bertemu Shylla dengan keadaan lemas dan wajahnya pucat.

"Gue anterin ke UKS, ya?"

"Gak usah lah. Gue juga gapapa, santai."

"Jam ketiga kita ada pelajaran olahraga, lu yakin bakal kuat?" Anggukan berkali-kali dan senyuman manis dari Shylla masih tak mampu membuat perasaan gelisah Lili memudar.

"Yaudah, nanti kalo lu butuh apa-apa..langsung ngomong sama gue, ya?!" Lagi-lagi ia hanya mampu menjawab dengan anggukan yang membuat Lili harus pasrah.

"Yok ke ruang musik. Eh bentar.. lu gak lupa bawa biola, kan?"

"Aman, biolanya gue taruh di loker."

Tak jauh dari sana terlihat dua anak laki-laki yang sudah tak asing bagi semua murid disekolah sebab kedua visual Genius school itu berada di depan ruang musik "Lo tadi ke sekolah jam dua, ngapain?" Suara berat itu dari Darren, ucapan itu ia lemparkan pada Gibran tanpa mau melihatnya.

Gibran yang sedang menyenderkan badannya ke dinding sedari tangannya ia lipat di depan dada itu tertawa garing dan tersenyum menyeringai "Bukan urusan lo!"

The School MysteryWhere stories live. Discover now