"Lo emang gak punya kerjaan ya, selain nguntit gue? Ha?" Cerca Stella dengan menggebu.

Haidar terdiam sebentar, baru menjawab. "Saya kan juragan ayam, Stella."

"Bodo amat! Mau lo juragan empang, juragan ayam, juragan lele, gue bodo amat. Yang gue tanya disini, lo gak punya kerjaan?"

"Pekerjaan saya cuman memastikan ayam-ayam saya bisa bertelur dan dapat nutrisi yang baik."

"Astaga! Stres gue! Stres!" Stella mengacak rambutnya frustasi.

"Gue ganti pertanyaan. Kok lo tadi bisa jadi pelayan kafe?"

Tangan Stella menunjuk wajah Haidar yang ekspresinya tidak pernah berubah semenjak menikah dengannya. Datar dan cuek.

"Saya kebetulan ingin makan di kafe itu. Ownernya adalah teman saya semasa kuliah di Indonesia. Dan karena saya nganggur, saya cosplay jadi pelayanan selama 2 jam saja disana." Tutur Haidar dengan raut santai.

Mulut Stella menganga. Ia benar-benar kehabisan kata untuk meladeni perkataan Haidar.

"Lo kan bisa, cari kerjaan lain. Urusin ayam lo kek, atau kawinin ayam lo kek. Sumpah, stres gue! Stres!" Kepala Stella rasanya ingin pecah saja.

"Setiap hari saya memang senganggur ini, Stella. Bahkan tetangga pernah mengira saya ini punya pesugihan babi ngepet—"

"Bodo amat gue! Bodo amat!! Ya Tuhan!" Stella mengusap wajahnya kasar.

"Mau lo yang jadi babinya, mau lo yang jaga lilinnya, gue bodo amat... Sumpah!" Lanjut Stella kian frustasi.

Haidar hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tapi saya gak punya babi, Stella. Haram hukumnya dalam islam, saya punya-nya 1.500 ekor ayam."

"Astaga! Gila gue. Sumpah." Stella mengetuk kepalanya berulang kali.

"Tapi saya sekarang punya kerjaan baru, Stella. Biar saya tidak terlihat pengangguran." Ucap Haidar, membuat Stella langsung menatap Haidar.

"Apaan?"

"Merawat kucing liar yang tadi kamu aniyaya." Bibir Haidar sedikit tersenyum ketika menjawab.

Berbeda dengan Haidar yang tersenyum, Stella sudah menganga dengan mata membelalak.

"Sumpah, dosa gak sih kalo gue tonyor kepala suami prik gue?" Gumam Stella.

"Saya juga sedang mencari suami untuk kucing betina itu." Wajah Haidar nampak berseri ketika berkata.

Stella yang sedang menopang kepala otomatis langsung berubah posisi menjadi tegak.

"Hah? Gimana, gimana?"

"Kamu kan wanita, saya pria. Jadi saya minta tolong, carikan kuncing jantan yang tampan untuk menjadi suami kucing betina peliharaan saya."

"Allahuakbar!!!!" Stella meremas rambut nya frustasi.

***

Stella memasuki kamarnya dengan rasa kesal yang sudah memuncak. Bahkan rasanya kepala Stella ingi pecah sekarang juga.

Bisa bisanya, ia punya suami super duper prik yang mendarah daging.

"Sumpah. Bisa mati gila gue. Beneran." Dumel Stella.

Stella langsung melempar tasnya ke sembarang tempat. Tangannya dengan cepat membuka pakaian yang kemudian ia lempar ke dalam keranjang baju kotor. Menyisakan dalaman yang menutupi inti tubuh Stella.

Ia berniat mandi, menyegarkan otaknya yang panas akibat kelakuan suami prik-nya.

"MIAUUWW!!!"

With You [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang