part 13

1K 82 4
                                    

Malam ini New menginap untuk menjaga Tay yang masih harus di rawat di rumah sakit. New tidak ingin meninggalkan Tay sendirian.

"Tee, tadi dokter bilang kau sudah boleh pulang besok siang" ujar New sambil membereskan sisah makan malam mereka.

"Kau akan tinggal bersamaku buka?" Tanya Tay memastikan.

New mengagguk dan tersenyum, ia mengecup dahi Tay yang sedang di perban.

"Maaf karena aku kau menjadi seperti ini" Tay menggeleng.

"Jika aku tidak seperti ini mungkin kau sudah pergi meninggalkan aku"

"Maafkan aku" Tay mengagguk.

Tay menggeserkan tubuhnya ke samping lalu menepuk sisi kosong di sebelahnya.

"Apa?" Tanya New.

"Aku ingin tidur bersamamu" New tersenyum lalu langsung merebahkan dirinya di sebelah Tay.

"Apa kau tidak merasakan sempit?" Tay tampak berpikir.

"Sepertinya tubuhmu bertambah berisi" New mengerucutkan bibirnya kesal.

"Aku tidak gendut" Tay terkekeh.

"Aku hanya bercanda" Tay merengkuh New kedalam pelukannya.

"Tee tidak perlu seperti ini, kau masih sakit" New ingin melepaskan rengkuhan Tay namun Tay menahannya.

"Aku tidak apa-apa, aku merindukanmu" Tay kembali menarik New.

New hanya diam, ia bisa merasakan kehangatan tubuh Tay kembali, merasakan kenyamanan, mendengarkan detak jantung Tay dan New bisa mencium aroma tubuh Tay yang sangat di rindukannya.

New mengusap lembut dada Tay, baju bagian dada Tay sedikit terbuka lalu menampakkan bekas jahitan operasi transplantasi jantung Tay.

"Apa ini sakit?" Lirih New sambil mengusap dada Tay dengan lembut seolah takut jika bekas jahitan tersebut kembali terbuka.

"Tidak" jawab Tay sambil mengecup kepala New.

"Maafkan aku" Tay menggeleng.

"Berhenti meminta maaf"

"Tapi ini memang salahku"

"Tidak, ini salahku juga. Jika saja waktu itu aku tidak membiarkanmu untuk berjuang sendirian, ini semua pasti tidak akan terjadi"

"Maafkan aku"

"Sudah aku katakan, berhenti mengatakan itu"

"Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menghilangkan rasa bersalah ku"

Tay diam, sejak tadi New sudah menceritakan semuanya dari ia yang tidak jadi mendonorkan jantungnya pada Tay lalu New yang hidup seorang diri di London dan harus bekerja keras untuk melanjutkan hidupnya.

Hati Tay merasa teriris mendengarnya, ia tidak bisa membayangkan bagaimana New harus bekerja dengan susah payah.

"Hin" panggil Tay.

"Hmm?" New mendongakkan kepalanya untuk menatap Tay.

"Kau tau? Aku beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri untuk menyusulmu. Namun saat aku ingin melakukannya Ara selalu datang tepat waktu sehingga aku harus mengurungkan niatku. Tak terbayangkan olehku jika saat itu aku benar-benar mati namun tidak dapat menemukanmu di sana. Ternyata kau masih hidup, aku sangat berterimakasih kepada Ara" Tay terkekeh menertawakan kebodohannya sendiri.

"Bagaimana jika aku benar-benar pergi waktu itu?" Tanya New.

"Ya seperti yang aku ceritakan tadi, aku akan menyusulmu" jawab Tay.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang