part 6

830 80 10
                                    

Hari ini Ara Tay dan Mint melanjutkan kegiatan liburan mereka setelah kemarin hanya berdiam diri di hotel. Kemarin, sejak kepulangan mereka dari rumah sakit, Ara terus menangis sambil memanggil sebutan 'papa', Ara tidak mau makan bahkan setelah Tay dan Mint berusaha membujuknya dengan iming-iming Ara tetap hanya menginginkan papanya.

Tay mengajak Ara dan Mint ke sebuah taman yaitu Hyde Park, salah satu taman terbesar di pusat kota London. Setelah sampai di tempat tersebut, Tay meletakkan barang-barang bawaan mereka, mereka akan berpiknik.

Tay membentang kain berukuran besar sebagai alas mereka duduk, setelahnya Mint menyusun makanan yang sudah mereka siapkan. Sambil menunggu Mint, Tay mengajak Ara untuk mengelilingi taman karena semenjak kejadian kemarin Ara hanya diam saja tanpa mengeluarkan suara. Tay ingin menghibur Ara dan membuat Ara melupakan sosok laki-laki yang mereka temui kemarin.

"Sayang, lihat di sana banyak burung" Tay menunjuk pada suatu tempat yang di penuhi oleh burung yang sedang mematuk makanan di tanah.

Tay mengajak Ara untuk mendekati kerumunan burung tersebut, namun Ara hanya diam tanpa berekspresi.

"Ara" panggil Tay, dan Ara hanya diam menoleh. "Kenapa Hem?" Tanya Tay.

"Papa" ujar Ara dengan lirih.

Tay memejamkan matanya untuk mengendalikan emosi, tangannya mengepal dan rahangnya mengeras. Sejak kemarin Ara hanya diam, dan barusan ia kembali mengeluarkan suaranya dan hal yang pertama di sebutnya membuat Tay kesal.

"Dia bukan papa Ara, jadi stop memanggilnya papa" Tay berusaha berbicara santai agar Ara tidak tau jika ia sedang emosi.

"Papa hiks....papa" Ara kembali menangis.

"Sebaiknya kita kembali, mama pasti sudah selesai menyiapkan makanannya" Tay kembali membawa Ara ke tempat awal mereka datang di taman tersebut.




Tay berdiri di balkon kamar hotel sambil menatap langit gelap. Penampilannya berantakan, rambutnya teracak dan matanya yang memerah.

Piknik yang mereka lakukan tadi siang tidak sesuai dengan seperti piknik yang orang lain lakukan. Piknik mereka di liputi aura hitam dari Tay yang tertahan karena sepanjang hari Ara hanya diam dan tidak menyentuh makanannya.

Semenjak pulang dari piknik, Tay mengurung dirinya di kamar hotel tersebut. Pikiran Tay sangat kacau. Tay ingin melampiaskan emosinya, namun ia masih tau tempatnya berada, ia tidak ingin menimbulkan kekacauan.

Tay bejalan masuk kedalam kamarnya, menutup pintu balkon kemudian melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Jam makan mapam tiba, Tay keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar Sampai tempat Ara dan Mint berada. Tay mengetuk pintu kamar tersebut, dan tak butuh lama pintu tersebut di buka oleh Mint.

"Ayo makan malam, tadi siang Ara makan hanya sedikit, pasti dia kelaparan" ajak Tay.

"Ara" panggil Mint, dan Ara datang dengan langkah gontai dan wajah lesunya. Tay dan Mint melihat Ara dengan sedih.

"Ayo Daddy gendong" Tay mengulurkan kedua tangannya bermaksud untuk menggendong Ara, namun Ara menggeleng menolak membuat Tay lagi-lagi menghela nafasnya.

"Ayo Mama" Ara menarik tangan Mint untuk berjalan terlebih dahulu dan mengabaikan Tay.

Sesampainya di restoran hotel, Tay memesan beberapa makanan kesukaan Ara termasuk desert agar nafsu makan Ara kembali. Namun, saat pesanan makanan sudah di sajikan di atas meja, Ara masih saja diam tidak bersemangat. Ara melihat makanan di meja tersebut, ada beberapa makanan di atas mejanya namun ia sama sekali tidak bersemangat untuk menyentuhnya.

RememberWhere stories live. Discover now