part 7

774 80 9
                                    

Tay terbangun dari tidurnya, posisinya masih terbaring terlentang. Tay hanya diam seperti tadi malam, namun kali ini suasananya berbeda karena ia sudah sepenuhnya sadar, bahkan ia sudah dapat mengingat seorang pria yang membantunya.

Tay memengangi dadanya yang semalam terasa sakit, Tay tau rasa itu di akibatkan karena ia yang terlalu banyak mengkonsumsi alkohol semalam. Tay tau jika ia dilarang untuk mengkonsumsi alkohol, namun yang ia inginkan semalam hanyalah untuk melepaskan pikirnya yang terasa sangat berat.

Tay menoleh kesamping, dimana pria bartender yang semalam menolongnya masih tertidur pulas, sepertinya pria itu kelelahan. Tay turun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Tay sudah selesai mandi, ia juga sudah mengenakan pakaiannya. Tay berjalan menuju sofa dan menduduki dirinya di samping pria bartender.

Sekitar tiga puluh menit berlalu, Tay masih berada di posisinya. Merasa ada pergerakan dari orang di sampingnya Tay segera berujar.

"Terimakasih sudah menolongku, kau boleh pergi" ujarnya tanpa memandang orang yang di ajak bicara.

"Ma...maaf aku ketiduran hingga pagi" Tay hanya diam.

"Aku akan pergi, maaf. Obatmu aku letakkan di atas meja, Jangan lupa di minum dan semoga kau lekas sembuh"

"Hmm" Tay hanya bergumam sebagai jawaban.

Pria tersebut berjalan menuju pintu kamar, saat ia membuka pintu kamar, ia di kagetkan dengan seorang wanita dan seorang anak kecil yang menggenggam tangannya.

"PAPA!"

Tay yang masih duduk di sofa menoleh ke arah pintu ketika mendengar suara khas anak kecil. Tay beranjak dari tempatnya hendak protes, namun seketika ia tersadar ketika melihat wajah Mint.

"Ha...hai Ara"

Pria bartender yang menolong Tay semalam ialah Kao. Kao bekerja sebagai seorang bartender di tempat hiburan malam yang Tay kunjungi. Saat sedang melayani tamu, Kao di kagetkan dengan melihat Tay yang sedang duduk di meja bar sendirian. Dari kejauhan Kao dapat melihat jika Tay sedang memiliki masalah.

Kao mengabaikan keberadaan Tay, ia sibuk melakukan pekerjaannya hingga malam semakin larut ia masih bisa melihat Tay di tempat yang sama, namun ia menyeringit heran ketika ada yang aneh pada Tay, dan ia dengan yakin mendatangi Tay.

Saat sudah berada di hadapan Tay, Kao berusaha untuk menanyakan apa yang terjadi namun Tay sama sekali tidak menjawabnya, bahkan Tay tidak menyadari itu dirinya. Tay terus menyebut nama 'Hin' sambil meringis kesakitan, membuat Kao panik dan membawa Tay ke rumah sakit.

Beruntung Kao bertindak dengan cepat, jika tidak entah apa yang terjadi pada Tay.

"Phi Kao? Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Mint.

"Tadi malam..." Kao melirik Tay yang sudah berdiri di sampingnya.

"Dia menolong membawaku ke rumah sakit tadi malam, kemudian ia mengantarku kemari" Ujar Tay memberikan penjelasan singkat.

"Rumah sakit? Apa yang terjadi?"

"Daddy sakit? Daddy baik-baik saja?"

Tay tersenyum tipis "Daddy baik-baik saja" jawabnya kemudian mengalihkan pandangannya dari anak kecil tersebut.

Ara menunduk, tidak biasanya Tay mengacuhkannya seperti barusan. Ara merasa bersalah karena pertengkaran yang terjadi semalam. Anak itu sangat mengkawatirkan Tay, namun melihat sikap Tay yang acuh padanya membuat ia menjadi sedih.

"Hiks... Daddy maaf, Ara minta maaf. Jangan marah sama Ara hiks..."

Tahu Ara yang menangis, Tay mengubah posisinya menjadi jongkok lalu menarik Ara kedalam pelukannya.

RememberWhere stories live. Discover now