part 10

855 85 6
                                    

Dua hari berlalu sejak hari itu, dan hingga saat ini Tay juga belum mengetahui masalah apa yang sedang di hadapi oleh Kao. Tay ingin bertanya, namun ia tidak ingin membuat Kao kembali sedih seperti kemarin karena saat ini Kao telah kembali seperti biasanya.

Semenjak hari itu, Tay dan Kao menjadi semakin dekat. Tay terus memanggil Kao dengan sebutan 'Hin' dan Kao hanya bisa menerima panggilan itu dengan pasrah.

Tay tau ia egois karena memaksa Kao untuk menjadi New-nya, namun Tay sungguh sangat merindukan New. Wajah Kao yang sangat mirip dengan New, membuat Tay tidak bisa menghentikan panggilan 'Hin' pada Kao.

Kao sebenarnya merasa risih karena Tay yang masih menganggapnya sebagai orang lain. Kao ingin menolak panggilan itu namun ia tidak tega melihat kebahagiaan Tay kembali lenyap. Kao dapat melihat Tay yang sangat bahagia sejak dua hari yang lalu.

Kao tidak tau apa yang terjadi padanya, yang jelas setiap kali Tay memanggilnya dengan sebutan 'Hin' Kao merasa hatinya sangat sakit. Terlebih perlakuan lembut yang Tay berikan padanya itu bukan untuk dirinya, melainkan karena Tay yang mengaggap dirinya sebagai New-nya.

Mint yang menyadari adanya perubahan yang terjadi antara Tay dan Kao menjadi tambah bingung, terlebih mendengar Tay yang memanggil Kao dengan sebutan 'Hin' yang Mint tau itu panggil khusus untuk New.

Mint ingin bertanya pada Tay, namun ia tidak berani. Mint dapat melihat kebahagiaan Tay yang belum pernah ia lihat sebelumnya, maka dari itu ia lebih memilih diam dan membiarkan ia tau dengan sendirinya nanti.

Sedangkan Ara? Melihat dua orang tuanya akur tidak seperti biasanya yang hanya saling melempar keterdiaman, Ara ikut senang.

Hari ini adalah weekend, Tay Ara Mint dan Kao menghabisi akhir pekan bersama. Ara meminta untuk pergi ke pantai. Tay menurutinya, dan saat ini mereka baru saja sampai di Phuket setelah menempuh perjalanan lebih kurang dua jam dari kota Bangkok.

Tay menghentikan mobilnya di parkiran sebuah resort yang sudah ia pesan, mereka akan menginap satu malam dan akan kembali siang hari esok.

Tay menggendong Ara yang sedang tertidur karena lelah dalam perjalanan, sedangkan Mint dan Kao membawa barang-barang mereka.

Tay membawa Ara untuk masuk kedalam kamar yang sudah ia pesan. Setelah meletakkan Ara, ia dan Kao keluar dari kamar yang akan di tinggalin oleh Mint dan Ara. Tay membuka kamar yang berada di sampingnya, ia masuk kedalam kamar tersebut. Tay menoleh ke belakang ketika menyadari tidak ada Kao yang mengikutinya.

Tay kembali berjalan ke arah pintu kamar, dan ia melihat Kao sedang berdiri bersandar di dekat pintu yang masih terbuka.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Tay.

"Ak...aku tidak memiliki kamar. Aku tidak memiliki cukup uang untuk memesan kamar" jujurnya.

Tay terkekeh, ia mengambil alih tas milik Kao lalu menarik tangan Kao untuk masuk kedalam kamar.

"Kita satu kamar" Kao mendelik kaget.

"Kenapa?" Tanya Tay lagi.

"Ki...kita satu kamar?" Gugupnya.

"Hanya satu malam. Apa kau keberatan? Aku bisa memesankanmu kamar lain, kau tidak perlu khawatir karena aku yang akan membayar semuanya" jelas Tay.

Dengan cepat Kao menggelengkan kepalanya, tentu saja ia tidak ingin merepotkan Tay untuk pergi memesan kamar lagi dan Tay harus mengeluarkan isi dompetnya.

"Baiklah, kita istirahat sebentar. Kita harus menyiapkan tenaga untuk menemani Ara" mengingat Ara anak yang hiperaktif, Tay dan Kao memilih untuk beristirahat sebelum Ara bangun dan mengajak mereka untuk ke sana kemari menuruti perintahnya.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang