part 4

820 98 14
                                    

Tak terasa hari berlalu begitu cepat, saat ini Tay sedang berada di persimpangan jalan yang sedang menunjukkan lampu merah. Tay mengetuk-ngetuk setir mobilnya sambil menunggu lampu hijau, Tay melirik jam tangannya dan tak lama kemudian lampu berubah jadi hijau.

Tay menjalankan mobilnya, dan beberapa menit kemudian ia sudah sampai di tempat tujuannya. Tay turun dari mobil, dan dengan cepat menuju pintu utama rumah. Tay langsung masuk setelah seseorang membuka pintunya.

"Daddy......"

Ara yang sedang duduk di meja makan untuk sarapan langsung berseru ketika menyadari kehadiran Tay.

"Hai sayang" Tay memeluk Ara dam mencium dahinya.

"Mari sarapan phi Tay" Tay mengagguk dan Mint langsung menyodorkan piring untuk Tay.

Setelah selesai sarapan, Ara dan Tay duduk di ruang keluarga sambil menonton kartun kesukaan Ara, sedangkan Mint sedang membereskan dapurnya.

Jam menunjukkan pukul 9, mereka akan pergi untuk mengambil raport semester pertama Ara yang akan di mulai pukul 10 nanti.

"Ayo kita berangkat atau tidak kita akan telat" ajak Tay.

"Mama...."

"Sebentar sayang" teriak Mint yang sedang menuruni tangga.

Ara menyusul Mint, ia sangat bersemangat untuk mengetahui nilai hasil belajarnya selama ini.

"Ayo Daddy" Tay tersenyum dan mengangguk.

Setelah sampai di sekolah, semua siswa di suruh berbaris di lapangan sedangkan para orang tua sedang menunggu di tempat yang sudah di sediakan.

Semua siswa yang berbasis di lapangan mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan oleh kepala sekolah, hingga waktu yang di tunggu-tunggu akhirny datang, waktu pengumuman peringkat kelas.

Setiap wali kelas menyebutkan satu persatu nama siswa yang menjadi juara satu sampai tiga, hingga berikutnya giliran wali kelas Ara yang menyampaikan peringkatnya.

"Peringatan ke dua jatuh kepada....... Khainara Thitipoom"

Semua orang bertepuk tangan, Ara berjalan kedepan untuk bergabung dengan para juara lainnya. Dari tempat Ara berdiri, ia bisa melihat jika Tay dan Mint sedang bertepuk tangan bangga dan sesekali melambaikan tangan padanya, Ara tersenyum lebar membalas lambaian tangan Tay dan Mint. Ara sangat merasa senang.

Setelah pembangunan raport, mereka langsung pergi mencari sebuah restoran untuk merayakan keberhasilan Ara.

"Selamat ya sayang, mama tidak menyangka anak mama ternyata sangat pintar" ujar minta memutar tubuhnya ke belakang untuk melihat Ara.

"Tentu, siapa dulu daddynya?" Ujar Tay bangga. Ya selam ini Tay dan Mint bergantian untuk mengajarkan Ara di rumah. Ara anak yang cepat tanggap, dan cara mengajar Mint dan Tay membuat Ara mudah mengerti pelajaran.

"Daddy Tay dong" ucap Ara tak kalah bangga. "Tapi Ara tidak sehebat Nirin, Nirin bahkan mendapatkan piala dari guru" ujarnya dengan cemberut.

Nirin adalah teman sekelas Ara yang mendapatkan peringkat pertama, dan setiap peringkat pertama mendapatkan sebuah piala dari sekolah, hal itu membuat Ara sedikit iri.

"Hei tidak perlu iri, Daddy yakin semester berikutnya Ara pasti bisa seperti Nirin. Tapi Ara harus rajin belajar lagi" ujar Tay menyemangati anaknya.

"Nirin sangat pintar, Ara tidak bisa" ujarnya sambil menunduk.

"Ara pasti bisa, nanti mama sama Daddy yang akan mengajari Ara tentang lebih banyak pengetahuan. Asalkan Ara yakin dan berusaha, Ara pasti bisa" kali ini Mint yang berusaha menyemangati Ara.

RememberWhere stories live. Discover now