part 12

985 83 10
                                    

Di rumah sakit, saat ini Tay sedang menjalani operasi kecil karena ada beberapa pecahan keramik yang masuk kedalam kulitnya.

New menunggu Tay seorang diri karena Mint harus tetap menjaga Ara yang sedang tertidur.

Walupun dokter mengatakan tidak ada yang terlalu serius, tetap saja New khawatir, terlebih tadi saat melihat darah Tay yang tidak bisa di bilang sedikit.

Kepanikan New saat ini mengingatkannya akan kejadian beberapa tahun yang lalu. Kejadian di mana ia harus menunggu di luar ruangan dan Tay yang sedang berada di dalam dengan di bantu oleh beberapa dokter.

New menggeleng, ia tidak ingin kejadian itu terulang kembali.

"Jangan tinggalkan aku jangan tinggalkan aku" New menggenggam erat tangannya sendiri.

Tidak dapat di pungkiri, meskipun beberapa tahun mereka terpisah dan New hidup dengan nama yang baru untuk melupakan Tay dan semua kejadian yang membekas di hatinya, hingga saat ini New masih sangat mencintai Tay, atau bahkan lebih.

Memang tadi New bersih keras untuk meninggalkan Tay dan yang lainnya karena ia merasa tidak pantas, namun setelah kejadian seperti ini dan mengingat senyum hangat Tay tadi, New jadi harus berpikir ulang mengenai keputusannya.

"Dimana Tay? Apa dia baik-baik saja?"

New mengangkat kepalanya, dan orang tersebut menatap New dengan kaget.

"N...New? Kau New?" New tersenyum tipis, ia berdiri dan langsung memeluk wanita yang tak lain adalah ibunya Tay.

"Mae maafkan aku" lirih New.

"Kau benar-benar New?" New mengagguk. "Bagaimana bisa?" New melepaskan pelukannya.

"Nanti akan aku jelaskan" ibu Tay mengagguk.

"Di mana Tay? Bagaimana keadaannya?"

"Tadi dokter bilang Tay tidak apa-apa, lukanya memang cukup parah tapi tidak ada yang perlu di khawatirkan" jelas New.

"Syukurlah, Mae trauma takut kejadian dulu terulang kembali" New mengagguk, ia pun sama takutnya.

"Mae...maafkan New, ini semua salah New" ibu Tay tersenyum dan mengusap bahu New.

New membawa ibu Tay untuk duduk di kursi tunggu, ibu Tay menatap New dengan penasaran.

"Apa kalian masih bersama?" Tanya ibu Tay hati-hati.

New diam, ia tidak tau harus mengatakan apa.

"Aku tidak tau, di satu sisi aku ingin pergi karena aku merasa tidak pantas untuk berada di sini. Di sisi lain, aku tidak ingin meninggalkan anakku" jelas New dengan sedih.

"Bagaimana dengan Tay? Apa rasa itu masih ada?"

New berpikir, lalu setelahnya ia mengagguk ragu "bahkan lebih besar saat ini. Aku sudah berusaha untuk melupakannya, namun takdir mempertemukan kami kembali" lirihnya.

"Mae tidak tau harus mengatakan apa, yang jelas masalah yang lalu terulang kembali, tapi Mae tidak ingin kejadian buruk itu menimpa kembali. Mae tidak ingin di antar kalian harus ada yang berkorban, Mae ingin kalian menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik" New mengagguk, ia juga tidak ingin ada yang tersakiti lagi.

"Sekarang, apa kau sudah bisa menjelaskan semuanya? Kenapa kau bisa berada di sini sedangkan yang kami tau jantung yang Tay gunakan saat ini adalah milikmu" New mengagguk, ia menarik nafasnya untuk mengutarakan dirinya, lalu ia memulai ceritanya.

Flashback___

"Aku menyayangimu. Aku mencintaimu Tawan Vihokratana. Selamanya hingga batas nyawaku kau akan selalu di hatiku"

RememberWhere stories live. Discover now