part 5

1K 94 13
                                    

Tay duduk di sebuah sofa yang tersedia di dalam ruangan inap di salah satu rumah sakit di London. Tay duduk dalam keadaan diam taidak berkutik sama sekali. Matanya terus mengarah pada pria yang sedang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit. Pikiran Tay saat ini hanya tentang pria yang memiliki wajah seperti orang yang sangat ia cintai.

Dalam pikiran Tay, ia yakin jika New sudah meninggal karena orang tua dan orang terdekatnya sendiri yang mengatakan jika New telah mendonorkan jantungnya, dan Tay sudah melihat sendiri mahkam milik New, dan itu berarti New telah tiada bukan? Jika New telah tiada, lalu siapa yang ia lihat saat ini? wajah mereka sangat mirip. Apa New memiliki kembaran? Tidak, Tay tau jika keluarga Techaapaikhun hanya memiliki anak tunggal yaitu New.

Lalu siapa yang ia lihat saat ini? Apa benar kata orang-orang jika kita memiliki 7 kembaran? Tapi pria tersebut sangat mirip dengan New 100%, Tay sangat hapal lekuk wajah dan semua yang ada pada New. Tay hanya diam, ia akan menunggu pria tersebut sadar dan ia akan mencari taunya sendiri.

Namun, tidak bisa di pungkiri Tay merasa sangat senang dan jantungnya berdetak kencang. Tay merasa seperti bertemu New yang asli. Apa Tay boleh berharap jika pria tersebut benar-benar New yang asli? Tapi bagaimana bisa?

Mint sedang duduk di kursi sebelah ranjang tempat pria yang mirip dengan New terbaring, ia sedang memangku Ara yang tidak ingin jauh dari pria tersebut. Mint sama seperti Tay, pikirannya di penuhi oleh siapa sebenarnya pria yang terbaring di hadapannya ini.

Pandangan Ara tak lepas dari pria tersebut, Ara memang tidak pernah melihat New secara langsung, ia hanya melihat New dari fotonya saja karena New telah pergi terlebih dahulu sejak Ara kecil. Tapi walaupun begitu Ara meyakini jika yang ada di hadapannya sekarang adalah New, papanya.

Ara masih anak kecil dan polos, ia tidak mengerti ketika Mint mengatakan jika papanya sedang pergi ke tempat yang jauh dan indah. Sekarang yang Ara tau tempat jauh dan indah yang di maksud mamanyaa adalah London, tempat ia menemukan papanya.

"Mama" Ara mendongak memanggil Mint. "Papa kapan bangunannya?" Tanya Ara.

Mint tersenyum tipis mengusap rambut anaknya "tadi dokter bilang sebentar lagi paman itu akan sadar" ujar Mint.

"Apa papa baik-baik saja?"

Dari sofa, Tay bisa mendengarkan ke khawatiran Ara.

"Ara tidak perlu khawatir" Ara mengagguk.

Kurang lebih satu jam menunggu, orang yang mereka tunggu akhirnya dengan perlahan membuka matanya. Ara orang yang pertama kali menyadari hal itu langsung berseru memanggil Mint.

"Mama papa bangun!" Ara berseru menunjuk pria tersebut.

Melihat pergerakan yang di maksud Ara, Mint segera memencet tombol di dekat ranjang untuk memanggil dokter. Ara Mint dan Tay menunggu dokter memeriksa pria tersebut dari luar ruang inap. Ara terus berceloteh mengatakan ia sudah tidak sabar untuk bertemu papanya. Tay yang melihat keantusiasan Ara menjadi sedikit kesal, sejak tadi bahkan Ara sama sekali tidak memanggilnya mengajaknya berbicara.

Ara dan Mint masuk kembali ke dalam ruangan setelah dokter keluar dan mengatakan jika pria tersebut baik-baik saja, sedangkan Tay masih duduk di kursi yang tersedia di depan ruangan dengan pikirannya yang masih kalut.

"Maaf tuan, apa kau baik-baik saja?" Mint bertanya menggunakan bahasa Inggris agar pria tersebut paham, dan pria tersebut hanya mengangguk.

"Syukurlah, maaf karena kami kau jadi seperti ini" ujar Mint lagi.

"Tidak apa-apa" jawabnya tersenyum tipis.

"Papa" panggil Ara dengan mata berbinar. "Papa" Ara langsung menghambur memeluk pria tersebut membuat Mint dan pria itu kaget.

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang