Haidar mengulum bibirnya sembari mengangguk. Ia sudah berdiri, dan bersiap menjadi imam yang pertama kali untuk istrinya, Stella.

"Allahuakbar,"

***

"Assalamu ‘alaikum warohmatullah," Kepala haidar menoleh ke kanan.

"Assalamu ‘alaikum warohmatullah," Kemudian Haidar menolehkan kepalanya ke kiri.

Dan terakhir ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan yang dikatupkan.

"Salim dulu Ste— ASTAGFIRULLAH HAL ADZIM..." Haidar sampai harus beristighfar melihat kelakuan istrinya.

Lihat saja, Stella masih dalam posisi sujud, disaat Haidar sudah selesai mengimami sholat.

"Ya Allah, Stella?" Haidar mengguncang pelan pundak Stella.

Dugh!

Badan Stella terjatuh ke samping. Matanya terpejam, dan dengkuran halus terdengar.

"La haula wa la quwwata illa billahil ‘aliyyil azhimi.." Ucap Haidar dengan tangan mengelus dadanya.

"Semalam tidur jam berapa, sampai sholat saja ketiduran seperti ini," Gumam Haidar.

Tak tega melihat sang istri yang hanya tidur beralaskan sajadah, Haidar perlahan menyelipkan lengannya di bawah leher dan bawah lutut. Ia menggendong Stella dalam dekapannya dengan pelan, agar tidak membangunkan istrinya.

Haidar juga menurunkan tubuh Stella dengan hati-hati ke atas ranjang. Tak lupa, ia mengganjel guling di sisi kiri tubuh Stella, supaya tidak terguling ke atas lantai.

Setelahnya Haidar menatap lekat wajah Stella yang sedang mengenakan mukena. Cantik dan bersih.

Bibir Haidar tersungging manis. "Masyallah, manis sekali istri hamba, ya Allah.."

Haidar terpana menatap kecantikan wajah Stella saat tertidur. Tidak seperti saat gadis itu tersadar, yang justru menampilkan wajah tengil dan iblisnya.

TING!

Dering notifikasi dari ponsel baru Stella yang diletakkan di atas nakas membuat kepala Haidar refleks menoleh.

Di pop up kunci layar dapat jelas ia lihat masuknya satu pesan dari kontak bernama Gaung.

Gaung 😎😳

Gue jemput ya, Stel?

Haidar menghembuskan nafas pelan. Ia menatap raut istrinya yang nampak nyenyak.

"Saya pastikan, saya adalah jodoh terbaik untuk kamu, Stella. InsyaAllah."

***

Stella terbangun ketika alarm berbunyi keras tepat di telinganya. Tubuhnya terlonjak kaget dengan mata masih setengah tertutup.

"WOILAH! Kampret!!" Stella langsung melempar alarm kecil itu ke lantai, hingga alarm itu berhenti karena terbanting.

"Siapa sih, yang naroh alarm pas di kuping gue, anjir!" Gerutu Stella sembari melepas mukena yang masih melekat di tubuhnya.

"Pasti suami prik gue nih! Dasar! Bisa-bisanya Aba nikahin gue sama cowok modelan manusia gak jelas!"

Berusaha meredam kesal, Stella memilih untuk pergi ke kamar mandi. Ia akan mandi di bawah guyuran air shower sekaligus mendinginkan otaknya yang terlanjur panas karena kelakuan Haidar.

Selesai mandi, Stella memilih baju yang pas untuk ia gunakan pergi ke kampus hari ini.

"Rok ala Korea, sama sweater rajut ini aja deh!"

With You [TERBIT]Where stories live. Discover now