Brak!

Semua terlonjak kaget, termasuk mereka yang tidak memperhatukan gudu. Bintang langsung terbangun, permen yang Ziel makan tadi tertelan utuh.

Uhuk.. uhuk.. uhuk..

Galang yang sedang bermain game ketika mendengar suara Ziel yang tersedak  langsung mengambil minum dari tas nya lalu memberikannya pada Ziel, "Nih nih minum,"

"Makasih Galang." Ziel meminumnya hingga kandas.

"HEI PERHATIAN SAYA DIDEPAN SINI!" Ucap pak Bondan sambil mengetuk papan tulis.

"Bapak haus perhatian nih," celetuk Deon dari belakang. Yang membuat teman sekelasnya tertawa.

"DIAM KAMU DEON!"

"BINTANG KENAPA KAMU TIDUR DIPELAJARAN SAYA?"

"Saya ngantuk pak," ujar Bintang lesu.

"ZIEL SIAPA YANG MENYURUH KAMU MAKAN WAKTU PELAJARAN SAYA? DAN LAGI GALANG! KENAPA KAMU BERMAIN GAME DIKELAS?!" Tanya pak Bondan yang sudah sangat emosi.

"Ziel gak sabar pengen makan permen yang dibawain mami pak, maafin Ziel ya pak." Ziel menundukkan kepalanya, sekarang ia merasa bersalah karena membuat pak Bondan marah.

Beda lagi dengan Galang yang hanya terlihat santai ketika dimarahi, "saya gabut pak, mangkanya main game hehe."

"KALIAN BEREMPAT KELUAR SEKARANG!" Pak Bondan memerintah Bintang, Galang, Deon dan Ziel keluar. Kecuali Sagara, karena ia tak melihat Sagara membuat ulah.

"Kok Sagara engga pak? Wah gak adil ini," ujar Deon tak terima.

"Dia dari tadi diam saja, tidak seperti kalian. Sekarang keluar!"

Semua nya keluar dengan patuh, mulai dari Bintang yang keluar sambil memejamkan matanya, Galang yang keluar sambil mengamankan handphonenya takut disita pak Bondan, Deon keluar dengan melayangnya kiss bye kepada cewek-cewek.

Dan yang terakhir, Ziel keluar dengan menundukkan kepalanya, lalu ia menatap pak Bondan, "pak, maafin Ziel ya? Jangan bilangin ke mami, nanti Ziel gak dikasih permen lagi,"

"Ya sudah sana, saya gak bakal bilang ke mami kamu."

"Makasih pak!" Lalu ia menyusul teman-temannya yang sudah keluar.

***

Dikelas Bulan kini mereka sedang merasa senang karena pelajaran pak Ipul kali ini jamkos, entah kenapa pak Ipul yang biasanya memberi tugas banyak, sekarang malah memberi mereka waktu kosong.

Bulan mengambil sapu, lalu menaiki kursinya. "WOI SEMUANYA! AYO KITA MENGSEDIH!"

"GASS LAN!" Jawab mereka serempak.

"Satu hal yang ku tahu..." Bulan memulai menyanyikan lagu yang berjudul 'Seamin Tak Seiman'.

"Kita seamin tak seiman..." Lanjut Bulan, mereka semua reflek menengok kearah Mei-Mei dan Mail, yang sudah berpacaran lama, tetapi beda keyakinan.

"Berbeda... berujar... pada kata akhir yang sama..." Mira ikut melanjutkan liriknya.

"Kita adalah ketidakmungkinan yang selalu ku, semogakan..." Mereka bernyanyi bersama

"Ditemukan namun salah..." Mereka mengode ke Mei-Mei dan Mail untuk melanjutkan lagunya.

Mei-Mei mengangguk, lalu bernyanyi "Cinta menyatukan kita yang tak sama..."

Mail yang dari tadi diam pun ikut bernyanyi, "aku yang mengadah, dan tangan kau genggam," nyanyinya sambil menatap Mei-Mei.

"Berjalan salah, berhenti pun tak mudah." Lanjut mereka berdua.

"Apakah kita salah?" Mei-Mei dan Mail bertatapan, tak terasa air mata Mei-Mei jatuh.

Mereka semua bertepuk tangan, kagum melihat hubungan Mei-Mei dan Mail yang meski ujung-ujungnya tidak akan bersama tapi tetap langgeng sampai sekarang.

"HUAAAA MEI LO HEBAT BANGET," Teriak Bulan haru.

"GILA MAIL LO JUGA KEREN BANGET ASLI!" Teriak Niko bangga pada sahabatnya.

Mei-Mei dan Mail pun berpelukan membuat teman sekelasnya baper abis.

***

Bel pulang telah berbunyi, Bulan dan teman-temannya merencanakan untuk menginap dirumah Bulan, sudah lama mereka tak menginap dirumah Bulan.

"Gue duluan ya, itu udah dijemput. Nanti malem gue kerumah lo." Ujar Mira pada Bulan.

Bulan mengangguk, "Lea juga ya, Lea mau ngambil boneka-boneka Lea dulu, nanti Lea bawa banyak kerumah Bulan."

"Jangan banyak-banyak Lea, dirumah gue juga banyak boneka, kalau lo mau ambil aja tuh,"

Lea tersenyum dengan mata berbinar, "Beneran lan? Bulan enggak bohong kan?"

"Beneran Allea."

"Yeay! Yaudah Lea pulang dulu yaa, bye Bulan, Bye Natha." Lea melambaikan tangannya dibalas dengan Bulan.

Bulan beralih menatap Natha, "lo ikut nginep gak Nat?"

Natha mengangguk, "oh yaudah, pulang sana, nanti malam biar cepet kerumah gue nya."

"Mau bareng gak?" Tanya Natha.

Bulan menggeleng, "Enggak usah, gue dijemput bang Angkasa kok, lo duluan aja." Bulan tersenyum, meski temannya ini dingin, tapi perhatian sekali kepadanya.

"Yaudah, gue duluan." Natha meninggalkan Bulan.

***

Sudah lima belas menit Bulan menunggu Angkasa yang tak kunjung datang, hari semakin sore. Bulan memutuskan untuk berjalan ke halte sambil menunggunya disana.

"Duh bang Angkasa mana sih? Gue telepon gak diangkat." Bulan berdecak sambil menatap handphonenya.

"Papah juga! Kenapa pada gak ngangkat telepon gue sih, mana angkot udah gak ada yang lewat lagi."

Tiba-tiba ada seseorang yang memberhentikan motornya didepan Bulan. Ia membuka helm dan merapikan sedikit rambutnya yang terlihat berantakan.

Bulan sudah tahu itu siapa, ia sangat hafal dengan suara motornya. Cowok itu adalah Bintang, mantannya dulu.

Bulan bisa hafal dengan suara motornya Bintang karena sewaktu masih pacaran Bintang sering kali mengajak Bulan jalan-jalan sore, mengajaknya makan bersama, walaupun sering sekali Bulan yang membayarnya karena Bintang berasalan lupa bawa uang.

"Gak usah terpesona gitu sama muka gue, gue tahu kok kalau gue tuh ganteng." Bintang menyombongkan dirinya. Ya, orang itu adalah Bintang, tingkat percaya dirinya terlalu tinggi.

Bulan bergidik melihat sifat percaya diri Bintang, "dih apa-apaan lo? Siapa juga yang terpesona sama wajah lo itu!"

"Udah lah gak usah ngelak lagi, lo pasti gak bisa move on kan sama gue!"

"Lo gak usah ngajak gue ribut deh, gue lagi capek banget." Bulan mulai terlihat lelah.

Bintang turun dari motornya, ia menghampiri Bulan, lalu memperhatikan Bulan, ia berpikir bahwa Bulan tak punya ongkos buat pulang. Jadi apa salahnya Bintang masih tumpangan gratis, biar bisa modus sedikit.

"Lo belum dijemput? Ayok bareng gue!"

Mata Bulan berbinar, "beneran?" Tanya Bulan.

"Iya lah! Siapa tau lo makin gagal move on ke gue," ujar Bintang dengan muka menyebalkannya.

"Anjir lo ah! Awas gue mau pulang jalan kaki aja!" Bulan segera pergi meninggalkan Bintang.

Saat Bulan ingin meninggalkan Bintang, tiba-tiba ada kendaraan yang melaju kencang dibelakang Bulan. Bintang yang sadar akan itu pun langsung berlari ke arah Bulan.

"BULAN AWAS!"

***

To be continue

Jangan lupa vote dan komennya 🤩

Follow Instagram @wattpadel untuk liat daily chatnya pemeran My Absurd Ex

My Absurd Ex [END]Where stories live. Discover now