Noktah - 12

27.4K 1.2K 47
                                    


           Biru mengajak Violet jalan seharian. Mereka mengelilingi mal dan menonton film. Selama film berlangsung, keduanya lebih banyak menghabiskan waktu bercumbu. Sengaja mengambil tempat bagian sudut paling atas dan dalam satu barisan itu hanya mereka berdua saja.

Bercumbu di tempat umum jelas lebih menantang. Biru memeluk bahu Violet dan gadis itu memeluk perutnya sembari menyandar di dada bidang lelaki tersebut. Awalnya hanya kecupan singkat, merasai caramel popcorn, dan kemudian beralih menjadi lumatan.

Setelah film selesai, Violet pergi ke toilet merapikan riasannya sembari meringis. Cumbuan nakal dalam theater membuat bagian bawahnya basah, Violet mengganti pantyliner karena dia merasa tidak nyaman. Dari rumah, Violet sudah jaga-jaga. Hormonnya sangat menggebu-gebu pada Biru, sedikit saja melakukan hal intim tubuhnya langsung bereaksi.

Biru menunggu Violet di depan toilet bersama lelaki lain. Ada tiga lelaki selain dirinya yang sedang menunggu pasangan masing-masing. Biru senang merangkul Violet, satu harian gadis itu melihat Biru seperti orang lain. Sosok kalem dan hangat, mencurahkan perhatian pada gadis barbar tersebut.

"Kemana habis ini?" tanya Violet.

"Makan?" tawar Biru. Dia tidak memiliki riwayat kencan yang baik. Biru hanya pernah jalan dengan seorang gadis saat masih sekolah. Setelah dia kuliah sambil bekerja pada Alex, Biru tidak pernah lagi berhubungan dengan seorang gadis.

Violet terkekeh, gemas pada Biru. "Beli gelato dulu." ajaknya.

Biru menurut tanpa suara. Mereka mampir ke sebuah toko es krim dan antri. Violet mengambil kedua tangan Biru dan melingkari ke bahunya sehingga lelaki itu terlihat memeluknya dari belakang.

"Satu aja, Mba." pesen Violet.

Violet segera mendapatkan pesanannya. Berbinar senang dan mencicipi lebih dulu, kemudian menyuapi Biru yang tidak pikir panjang langsung membuka mulut. Violet terkekeh dan memasukkan ke mulut, lalu menyuapi Biru lagi sampai keduanya memasuki restoran korea.

Mereka memesan steamboat & grill. Biasanya Violet makan besar seperti ini kalau jalan bersama teman-temannya. Makan sepuasnya untuk perbaikan gizi. Karena berperan sebagai budak korporat, membutuhkan tenaga ekstra untuk kembali fokus bekerja keesokan harinya.

Violet tersenyum lebar, dia sangat suka makan. Meja mereka penuh bahkan menumpuk daging yang antri untuk dilahap. Violet makan sangat cepat, tidak seperti Biru. Lelaki itu sangat santai dan elegant.

Bahkan menggulung daging dalam sayuran sangat tertata. Ukurannya tidak terlalu besar sehingga mulut Biru tidak terbuka selebar Violet.

"Mas, aaa ...," Violet menggulung daging dalam sayuran. Menggunakan tangannya menyuapi Biru yang tiba-tiba melotot.

"Kebanyakan." elak Biru.

"Muat. Aaaa ...,"

Biru tidak kuasa menolak. Dia akhirnya mendekatkan wajahnya dan membuka mulut. Violet tidak membuang kesempatan, dia memaksa Biru memasukkan makanan tersebut dalam satu kali gigitan.

"Vio!" geram Biru sebal.

"Mas lucu." Violet terbahak-bahak. Sangat barbar dan tidak ada rasa malu mengeluarkan gelak tawa yang membahana serta membuka mulut lebar-lebar. "Lagi, Mas." Violet menggulung daging lagi.

"Nggak." tolak Biru.

"Nggak ada jatah malam, Mas!" ancam Violet serius.

"Ngancem!" balas Biru, mulai menanggapi santai candaan Violet.

"Jatah pagi!"

"Kamu bisa?" tanya Biru tidak mau kalah.

"Wes, Mas Biru pinter ngancam sekarang."

NOKTAH [17+]Where stories live. Discover now