Noktah - 7

38K 1.3K 41
                                    


"Pagi, Pak. Pagi, Ibu."

Violet menyapa Alex yang baru datang bersama Mauren di belakangnya. Lelaki itu hanya berdeham dan masuk ke ruangannya sedangkan Mauren tersenyum dan menyapa balik. Mereka berbasa-basi singkat sebelum Mauren pergi ke ruangannya, saling mengingatkan untuk bersiap-siap meeting.

Alex keluar dari ruangannya beberapa saat kemudian. Mengingatkan Violet untuk segera ke ruangan meeting. Seperti biasa, Violet sudah menyiapkan semua bahan sembari menunjukkan pada bosnya tersebut.

"Shhh ...,"

Violet menahan nafas lalu meringis saat hendak berdiri. Dia memegang pinggulnya dan melakukan gerakan peregangan otot secara halus. Tidak luput dari perhatian Alex, lelaki itu melirik Violet tajam.

"Salah tidur, Pak. Sakit pinggang." ucap Violet cengengesan.

Alex tidak merespons, dia segera pergi bersama Mauren yang ikut bergabung. Violet menghela nafas lega dan melolot. Sejak tadi dia menahan kantuk, nyawanya belum terkumpul semua.

Pagi-pagi sengaja mampir ke sebuah kedai kopi untuk membantunya tetap waras dan kembali pada realita. Sialnya, satu gelas kopi kemasan medium tidak sepenuhnya membantu, Violet merasa tubuhnya masih kaku.

Sebagai sekretaris handal dan kebanggan bos besar. Violet harus tampil prima di setiap waktu, baik itu ruangan meeting atau di balik kubikelnya.

Di ruang meeting beberapa orang petinggi sudah berkumpul. Ada Biru yang lebih dulu memastikan kesiapan bersama dua asistem.

"Pagi, Mas Biru." sapa Violet ganjen seperti biasa.

Biru tidak menanggapi, sibuk dengan kegiatannya sendiri. Seperti biasa pula, Violet kemudian terkekeh kecil. Melihat Biru sangat lucu meskipun cuek. Justru, Biru yang cuek membuat Violet semakin menjadi-jadi menggodanya.

"Mas ...," panggil Violet saat Biru duduk di sampingnya. Menopang kepala dan mengedip ganjen sebelum meeting dimulai.

"Sh!" Biru meringis sebal.

Acara meeting kemudian dimulai. Semua sibuk mendengarkan prensentasi dan mencatat poin-poin penting yang akan didiskusikan selanjutnya. Violet berhenti menggoda Biru, dia sangat serius sampai mengerutkan dahi.

"Egh ..."

Biru meregangkan ototnya sembari menguap dan menutup mulut. Dia tidak menemukan konsentrasinya dan tidak luput dari perhatian Alex. Alex memandang Biru tajam tanpa suara, memperhatikan gerak-geriknya yang mencurigakan.

Biru tersadar dan kaget dengan gerakan refleksnya. Di ruang meeting berani membuat kesalahan dan tidak profesional. Bukan sosok Biru yang selama ini ditunjukkan pada rekan kerja.

Alex mengalihkan perhatiannya dari Biru pada Violet. Gadis itu juga berusaha menyembunyikan wajah mengantuknya. Ada yang tidak beres pada mereka berdua. Terutama dengan Biru, sepertinya lelaki itu menemukan suatu hal yang tidak pada rutinitasnya selama ini.

Sampai meeting itu selesai, Biru dan Violet akhirnya berhasil fokus. Tidak ada kendala sampai keluar dari ruangan tersebut. Violet dan Mauren mengobrol sambil bercanda, Biru dan Alex duluan pergi ke ruangan masing-masing.

Biru merasa sangat bersalah dengan kejadian di ruang meeting, sehingga dia langsung memperbaiki diri. Bekerja lebih keras dan profesional. Meskipun ada Violet yang sesekali menggodanya, Biru mengacuhkan lalu pergi.

"Sialan, ngantuk bener!"

Violet mengeluh begitu duduk di samping kemudi mobil Biru. Setiap hari pulang dan pergi selalu bersama meski tidak tinggal bersama. Kebetulan satu arah, Biru mampir lebih dulu ke kos-kosan Violet.

NOKTAH [17+]Where stories live. Discover now