Noktah - 6

42K 1.3K 53
                                    

Violet menggeliat pelan dan mengerang. Dalam posisi tengkurap di ranjang empuk apartemen Biru setelah melakukan percintaan menggila tanpa henti. Biru dan Violet tidur kelelahan.

Violet tersenyum merasa puas tapi masih kurang dengan lelaki dingin itu. Tidak menyesal telah menghampiri dan menggoda Biru malam sebelumnya sehingga terjadilah sebuah permainan panas.

Ranjang itu berderit, Biru menggeliat dan berakhir memeluk Violet dalam kungkungannya yang hangat. Tiba-tiba saja Violet tersadar dan bangun. Membuka kedua mata dan mengangkat kepala secara refleks.

Violet meraih jam digital di atas nakas kemudian mengumpat kesar. "Njir!!"

"Kenapa?" tanya Biru serak.

"Udah tengah malam. Gue mau pulang!" Violet keluar dari kungkungan Biru dan mencari-cari pakaian di sekitar ranjang. Dia kembali tersadar kalau pakaian mereka ada di luar kamar.

"Pulang? Udah tengah malam."

"Iya, nggak apa-apa. Gue mau pulang."

"Ngapain?" Biru pun tidak mengantuk lagi. Berkat Violet yang heboh, membuat kesadarannya kembali terkumpul.

Biru mengikuti Violet keluar kamar tanpa busana. Melihat gadis itu mengenakan pakaiannya buru-buru. Dia pun meraih celana pendek dan mengenakannya lalu duduk di sofa.

"Gue pulang, Mas."

Violet menggantung blazernya di lengan. Mengambil tas kemudian menghampiri Biru. Mengecup bibir lelaki itu singkat lalu melambaikan tangan dengan langkah buru-buru.

Shit!

Biru mengumpat. Dia terlihat seperti simpanan wanita paruh baya. Biru segera bergegas mengenakan pakaiannya kemudian menyusul Violet di lobby.

Meskipun banyak alat transprotasi yang mengantarnya pulang, sekarang sudah tengah malam. Lagi pula, mereka belum makan.

"Vio!"

"Iya? Kenapa?" tanya Violet kaget pada Biru yang menyusulnya.

"Saya anter kamu pulang."

"Beuh, nggak nyangka!" kekeh Violet tak menolak.

Mereka pergi ke basement. Malam sudah larut, hanya satu dua orang saja yang berkeliaran di sana. Mestinya Violet tidur pulas agar tidak perlu pulang tengah malam.

Biru membawa Violet mampir ke sebuah tenda pecel ayam. Restoran tidak ada lagi yang buka. Mereka butuh makan untuk mengembalikan energi. Violet tidak keberatan dengan tempat pilihan Biru, dia juga merasa lapar.

Kalau tadinya dia pulang sendiri. Kemungkinan besar, dia hanya akan makan mie instan rebus. Di samping kost Violet ada warung buka sampai pagi.

Biru menoleh pada Violet. Gadis itu tampak santai seperti biasa. Dia makan dengan cepat, lalu minta nambah satu porsi dengan cengiran tengil. Violet sangat lapar, Biru pun maklum dengan porsi makannya.

Tidak butuh waktu yang lama bagi mereka selesai makan dan sampai di kos-kosan Violet. Tidak ada antrian makan warung pecal, begitu juga dengan jalanan yang lenggang tanpa macet.

"Mas mau mampir bentar?" tanya Violet menggoda Biru.

"Langsung pulang."

"Oh, iya? Mas udah punya tenaga lagi, kan?" Violet tidak percaya. Dia mendekat untuk menggoda Biru. Mencium lelaki itu dalam dan memasukkan tangannya ke dalam kaos. "Tadi itu masih kurang, Mas." bisik Violet sensual.

"Ini di luar." ucap Biru serak. Sentuhan tangan nakal Violet membuat Biru di ambang kesadaran. "Ke hotel sebentar." Biru mengalah secepat itu.

Violet menggeleng tidak mau. "Di kamar kosan gue."

NOKTAH [17+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang