NOKTAH [17+]

Noktah - 5

           Biru membuka pintu mobil untuk Violet, menunggu gadis itu keluar kemudian menutupnya. Perhatian kecil dan manis itu membuat Violet tersenyum dan tidak lupa mengucapkan terima kasih. Mereka baru tiba di apartemen Biru.

Seperti ajakannya tadi siang, Biru mengajak Violet singgah ke tempat tinggalnya. Violet berdecak kagum, unit apartemen Biru jauh lebih besar daripada tempat tinggal bosnya. Apartemen Alex tidak menunjukkan bahwa dia adalah pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. Violet sudah pernah mampir ke apartemen Alex untuk mengambil dokumen kala itu bersama Biru hendak meeting di luar. Violet cukup kaget, mengira Alex tinggal di apartemen kawasan elit dan mewah, nyatanya malah sebaliknya. Hanya apartemen biasa type two bedroom.

"Mas tinggal di sini sendiri?" tanya Violet sembari melirik Biru di sampingnya, dia sibuk mengagumi bangunan mewah itu.

"Hm." jawab Biru pendek.

Violet manggut-manggut, dia meraba beberapa barang penghias ruangan milik Biru. Sedangkan lelaki itu pergi ke ruangan lain setelah meletakkan tas kerjanya di sofa.

Keduanya langsung ke apartemen begitu pulang kerja, tidak ada makan malam romatis yang biasa Violet temukan dalam drama. Tetapi, Violet tetap merasa tersanjung dengan ajakan tersebut, dia baru pertama kali datang ke tempat tersebut.

Saking dinginnya Biru selama ini. Tidak seorang pun yang bisa mengusik kehidupan pribadinya. Violet pernah disuruh menunggu di mobil saat Biru pulang sebentar untuk mengambil dokumen yang tertinggal di apartemennya. Saat itu posisi mereka sedang buru-buru, tetapi Biru tidak memperbolehkan gadis itu ikut mampir sebentar.

"Ini minum dulu."

Violet menoleh lalu mengerutkan dahi. Biru menyambut Violet dengan baik. Memberikan sebuah gelas berisi jus sari buah jeruk. Gadis itu kemudian tersenyum kecil dan menerima suka cita, menyesap sedikit sambil melirik Biru mengambil alih tas dari bahunya untuk diletakkan di atas sofa.

Lalu mereka berdiri menghadap dinding kaca transparan. Memandang keindahan kota yang mulai gelap dibantu pencahayaan sinar lampu yang terang. Mereka diam cukup lama, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Karakter Biru memang pendiam, hanya bicara seperlunya saja. Sedangkan Violet kebalikannya, Biru tidak menyangka jika gadis itu bisa diam sesaat. Biru menoleh pada Violet, gadis itu telah menghabiskan isi gelasnya.

Biru segera mengambil gelasnya dan menawarkan lagi yang dibalas gelengan kepala dan kekehan tengil. Bagi Violet, kadang biru terlihat polos dan menggemaskan. Tetapi, tentu saja tidak berlaku saat mereka berdua di atas ranjang. Violet mengetahui fakta itu di kamar hotel dan mengubah hubungan mereka.

Luar biasa. Mereka langsung dekat setelah menghabiskan malam yang panas. Biru mampir ke kosan Violet, dan sekarang mereka berada di apartemen lelaki itu.

Violet mendekat, memeluk leher Biru dengan kedua lengannya dan mencium bibir lelaki itu. Biru nyaris kehilangan keseimbangannya, dia masih memegang kedua gelas di tangannya. Violet menjauh sebentar, memandang Biru dengan tatapan jenaka. Mengecup bibir Biru berkali-kali kemudian melompat ke gendongannya, melingkari tubuh Biru seperti koala.

Biru menopang pinggang Violet dan melangkah menjauh dari dinding. Meletakkan kedua gelas di atas meja lalu memeluk pinggang gadis itu. Membalas ciuman Violet dengan panas sehingga nafas mereka mulai terdengar kasar.

Biru menempelkan punggung Violet di dinding dan melumat rakus. Salah satu tangannya menyingkap pakaian gadis itu lalu meraba perut ratanya. Violet menahan nafas, sentuhan Biru membuat seluruh tubuhnya bergetar.

Selanjutnya mereka sibuk saling menyentuh dan mengulangi kegiatan panas yang akhir-akhir ini menjadi favorit kedua insan itu.

Seperti janji Biru, di apartemen itu Violet bebas berteriak tanpa harus menahan-nahannya. Ruangan kedap suara hanya mereka berdua saja.

***

Jakarta, 04 Oktiber 2021

Biru dan Violet!

Aw, panas gak tuh?

Serangan gila dari Mas Biru yang ternyata punya urat-urat menonjol kwkwkkw

Spam komen di sini!