Noktah - 4

47K 1.4K 59
                                    

           Biru sedang fokus menjelaskan isi dokumen agar nantinya Violet tidak mengganggunya lagi. Bertanya modus mengatasnamakan pekerjaan yang sering kali membuat Biru geram. Saking kesalnya, Biru menunjukkan wajah dingin sampai beberapa hari.

Di ruangan meeting hanya Biru dan Violet saja yang tersisa mengurus pekerjaan. Posisi Biru sebagai asisten dan tangan kanan Alex, sedangkan Violet adalah sekretarinya. Biru dan Violet berbagi pekerjaan. Biru yang bertugas di lapangan, sedangkan Violet lebih banyak bekerja di kantor.

"Vio!" geram Biru penuh peringatan.

"Iya, Mas Biru." jawab Violet dengan nada polos.

"Jangan main-main!" tekan Biru mengingatkan.

"Gue serius, Mas."

Biru tidak langsung menjawab. Pandangannya makin tajam pada Violet. Violet memang terlihat serius memperhatikannya, tapi Biru mengetahui isi otak mesum gadis itu. Dia tahu apa yang sedang Violet rencakan.

Bukan hanya ekspresi Violet. Tapi kaki kurang ajar Violet di bawah meja sedang menggesek-gesek kaki Biru. Seperti itu dari tadi, sehingga Biru kurang konsentrasi.

Dia heran pada gadis seperti Violet. Dia terlihat seperti gadis nakal, tetapi hal yang membuat Biru tidak percaya, Violet melepaskan mahkotanya pada Biru.

Jadi, selama ini apa yang ditunjukkan oleh Violet?

"Baiklah." Biru mengalah. "Selesaikan ini dan kirim ke email saya."

"Siap, Mas Biru!" Senyum Violet makin lebar.

Biru segera bergegas dan meninggalkan Violet sendirian di ruangan itu. Menyelamatkan diri dari godaan Violet yang menyebalkan. Violet terkekeh geli melihat tingkal laku Biru, dia juga beranjak keluar dari ruangan itu.

"Hai, Bu Mauren." sapa Violet ramah saat Mauren hendak ke ruangan bos mereka.

"Hai, Vio." jawab Mauren dengan senyum tipis.

"Nanti makan siang ke kantin lagi yuk, Bu." ajak Violet.

"Iya, boleh." Wanita itu mengangguk setuju. "Bentar ya, mau anter ini." tunjuknya pada dokumen di tangannya.

"Oke, Bu." Violet mengangguk sembari menunjukkan kedua jempolnya.

Mauren mendorong pintu ruangan Alex dan Violet melanjutkan pekerjaannya. Tidak ada Biru, Violet sangat konsentrasi dengan pekerjaannya. Heran saja, saat Biru ada, semua sifat barbarnya langsung keluar.

Tidak terasa waktu istirahat tiba. Violet menarik nafas dalam-dalam dan merapikan meja. Dia hendak ke ruangan Mauren untuk mengajak wanita itu makan di kantin. Mauren masih sibuk dengan dokumen-dokumen di mejanya.

Violet mencibir dan mendengkus, kalau dia tidak datang. Mungkin Mauren lupa istirahat dan makan siang. Untungnya Mauren segera beres-beres dan mereka keluar dari ruangan sambil mengobrol.

"Mauren, ikut saya sekarang."

Mauren dan Violet bertemu dengan Alex yang hendak ke ruangan wanita itu. Mereka tidak ada janji keluar, tetapi Alex sering mengajaknya pergi. Violet kadang sebal, rencana makan siang mereka menjadi batal.

"Pak, saya udah ngajak Bu Mauren duluan." protes Violet sebal.

"Saya ada urusan dengan Mauren."

"Temen saya makan siapa? Ih, si Bapak mah begitu!" Violet makin menjadi-jadi. Dia memeluk lengan Mauren, agar wanita itu tidak beralih pada bos mereka. Mauren hanya menunjukkan wajah tenang, Violet tidak memiliki harapan akan menang. "Mas Biru lagi keluar, saya nggak punya temen." Violet cemberut lesu.

NOKTAH [17+]Where stories live. Discover now