12. Latent Perfidy

320 90 12
                                    

CHAPTER 12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 12. LATENT PERFIDY

⌭⌭⌭


"Kau harus memberitahu ini pada ibumu, Kanna."

Oh, tidak. Kalimat tersebut nyaris terasa seolah seseorang baru saja meledakkan mesiu tepat mengarah pada kepalanya—sukses membuat si gadis mematung. "Ide buruk," bisiknya. Gadis tersebut menatap Taehyung lurus-lurus. "Aku tidak akan melakukan itu."

Yoongi terlihat tidak senang dengan jawaban yang ia dengar. "Kau tahu ini keadaan serius, bukan?" semburnya. "Taehyung benar. Kita harus memberitahu ini pada Mama. Lihat apa yang terjadi pada Jungkook. Kalau itu kau, bagaimana—"

Sang kakak mendadak bungkam. Ia tak repot-repot menutupi ekspresi sengit di wajahnya dan menahan diri untuk tidak melanjutkan apa yang hendak dikatakan. Kanna sudah menduga bagaimana kalimat tersebut akan berakhir. Ia bisa saja mengalami kondisi serupa layaknya Jungkook yang terkapar penuh luka di depan rumahnya yang kemudian segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Hanya Tuhan yang tahu apa yang terjadi pada pemuda tersebut mengingat ia tak sempat mengatakan apa-apa sebelum sepenuhnya kehilangan kesadaran.

Meneguk saliva, menggigit jari telunjuknya dan setengah mati resah menatap kepala humanoid yang berada di atas meja, gadis itu mendesis pelan. Kepala robot tersebut—bagaimana kedua matanya dibentuk, hidungnya, bentuk wajahnya, bahkan setiap detil yang tak ingin Kanna temukan, mereka benar-benar menyerupai dirinya sendiri. Ini tidak seharusnya terjadi, apapun alasannya.

Tatkala humanoid diciptakan dan terus dikembangkan sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu sampai sekarang, pemerintah telah menetapkan aturan mutlak bahwa pembuatan robot tersebut tidak diperkenankan untuk menyerupai manusia yang pernah ada atau yang masih ada. Benar, Kanna memang sudah melihat bagaimana Tuan Ahn Hui dan Kim Namjoon dapat terlihat layaknya satu sama lain dengan presentase kemiripan yang tinggi, namun melihat dirinya sendiri di sini—itu jelas merupakan perkara lain.

Merasakan jantung di dalam dada bertalu menggila pada sekon-sekon yang berada di sana, Kanna melanjutkan sembari menatap dua pemuda di hadapannya, "Dengar," ujarnya. Si gadis benar-benar bersumpah otaknya tengah mengirim sinyal darurat—memaksa Kanna untuk menjerit tiap kali menatap kepala humanoid di atas meja. Namun menghela napas, berusaha tetap pada titik warasnya, gadis itu menjelaskan perlahan-lahan, "Bayangkan apa yang terjadi jika Mama sampai mengetahui hal ini."

Yoongi mendengus pelan. "Mengambil tindakan serius dan menggasak siapa saja yang menciptakan lelucon mengerikan ini?"

Kanna menatap Yoongi tak habis pikir. "Lalu membuat Mama berasumsi bahwa ini merupakan perbuatan NIER? Mama pasti akan menolak pembangunan ulang tanpa benar-benar memiliki bukti yang meyakinkan. Apa yang akan dikatakannya pada semua orang? Putriku mendapat teror dan itu semua karena NIER? Hal ini dapat membuatnya terjebak dalam bahaya, kau tahu?" Kanna menghela napas pendek. "Lagipula aku memikirkan sesuatu yang lain. Skenario baru." Gadis itu menggamit jemarinya sendiri. "Bagaimana jika kepala humanoid ini sebetulnya bukan dikirimkan untukku?"

HumanoidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang