03. Registration

433 118 10
                                    

CHAPTER 03

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CHAPTER 03. REGISTRATION

⌭⌭⌭


Pusat kota berdiri tegak dengan segala kemewahan yang berkilat-kilat ditempa sinar matahari. Gedung pencakar langit, panel-panel surya, persimpangan yang sibuk, keramaian manusia serta humanoid, segalanya campur aduk menjadi satu. Kanna melangkah keluar dari mobilnya setelah memarkirkan benda tersebut pada gedung parkir, menggesek sebuah kartu pada mesin pemindai lalu memberitahu Taehyung bahwa mereka harus berdiri di belakang garis kuning untuk menunggu sekejap—sengaja membiarkan robot tersebut memahami bagaimana sistem gedung parkir bekerja.

Gedung parkir umumnya terdiri dari puluhan lantai yang berderet ke atas dengan sekat-sekat yang menyerupai sarang lebah. Semakin tinggi lantainya, maka semakin sedikit biaya yang harus diberikan per jam (tetapi itu pun sudah terbilang cukup mahal jika kau meninggalkan kendaraanmu terlalu lama di sana). Kanna menyenggol lengan Taehyung saat lantai di bawah mobilnya berdenyar, seolah di bawah permukaannya yang telah berubah transparan, seseorang baru saja menempel satu set lampu neon yang berkelap-kelip dengan cepat.

Bagian lantai tersebut kemudian terpisah dari bagian utuhnya, bergerak naik dalam bentuk persegi yang membawa si mobil untuk terus naik dengan suara mendesing menuju sekat kosong. Kendaraan tersebut lantas direnggut perlahan oleh sepasang tangan robot super besar muncul dari bagian ferum lalu menarik masuk kendaraannya untuk bertengger manis di salah satu sekat dengan aman. Mereka biasanya mengisi tempat kosong dari bagian terbawah sebelum mengisi bagian atas. Barangkali itulah kenapa beberapa orang selalu mengeluh jika mendapatkan lantai terbawah. Memang cepat untuk dimasukkan atau dikeluarkan, tetapi biayanya juga lumayan menguras isi dompet.

Namun daripada mencemaskan biaya, Kanna mendadak tersenyum geli saat Taehyung malah bertanya, "Bagaimana kita akan mengambilnya kembali?"

Si gadis menggoyangkan kartu di tangannya lalu menunjuk mesin pemindai. "Gesek kembali dan tangan-tangan itu akan mengeluarkannya. Tiap lantai bisa bergerak untuk menyesuaikan, jadi jangan cemas."

Pemuda itu lantas mengangguk-angguk, mengekori kembali si gadis tanpa banyak bertanya. Kanna agaknya seolah baru saja dilempar sebongkah apel dari kejauhan, menyadari akan beberapa hal sebelum kembali berjalan. Tidak, dia tidak bisa menebak-nebak. Jika ada yang memang ingin ditanyakan, setidaknya Kim Namjoon pasti bisa membantu. Jadi mulai mengayunkan tungkai menuju distrik di mana LifeCO berada, Kanna sesekali memastikan bahwa Taehyung tetap berada di sisinya. Syukurlah, kendati terlihat seolah ingin melemparkan banyak pertanyaan dan menunjuk ini-itu, si Kim tersebut tetap menutup mulut dan terus berjalan seperti sedang mengikuti induk ayamnya.

LifeCO sendiri berdiri tegak diantara toko-toko perlengkapan humanoid dalam Divisi C. Bagian distrik tersebut menyediakan banyak sekali suku cadang baru yang mengkilat, layanan servis, TV raksasa yang menampilkan manual dasar untuk menjalankan humanoid, papan iklan yang memamerkan tipe HM2997 (arketipe terbaru dari versi sebelumnya yang agaknya menyediakan lebih banyak fitur canggih), promo, diskon, bahkan potongan harga untuk instalasi driver seks yang membuat Kanna tersipu malu.

HumanoidWhere stories live. Discover now