04. Innermost In Thought

420 112 15
                                    

CHAPTER 04

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

CHAPTER 04. INNERMOST IN THOUGHT

⌭⌭⌭


Mimpi buruk lagi.

Kanna tidak yakin apakah ia pernah datang kemari sebelumnya atau tidak. Ingatannya seolah dibentengi dinding tebal, membuatnya merasa bahwa memang ada sesuatu di balik sana meski entah apa. Bunga tidurnya yang satu ini benar-benar terasa seolah melekat kuat, erat, menolak untuk melebur namun juga tidak bisa dilihat dengan jelas. Satu-satunya hal yang gadis tersebut rasakan hanyalah detak jantung yang meningkat, aroma besi berkarat, musim gugur serta sepasang tangan yang mencoba meraihnya.

Siapa? Itu siapa?

Pemilik tangan itu berlari begitu cepat, mencoba meraihnya, berteriak—namun tidak pernah mencapai. Dia seolah akan menghilang dan Kanna tidak menyukai perasaan tersebut. Jangan, batinnya. Jangan pergi. Tetapi memangnya dia siapa sampai bisa berharap agar eksistensi seseorang akan tetap bersamanya dalam jangka waktu yang lama?

"Kanna."

Si gadis mendadak terkesiap. Ia membuka mata dalam hitungan detik, tersentak dengan napas memburu. Rasa sakit, ketakutan serta bayang gelap kelebat bunga tidur masih merangkak di belakang kepalanya. Tetapi merasakan sebuah tangan perlahan menyentuh punggung tangannya, perlahan bergerak menyusupkan jemari pada miliknya sendiri, Kanna terdiam. Napasnya perlahan berangsur normal sebelum memalingkan pandangan. Di sisi ranjang, diterangi lampu tidur di langit-langit yang menampilkan proyeksi galaksi, Taehyung tengah menggenggam tangannya dengan ekspresi rumit.

"Taehyung." Gadis itu tersenyum kaku. Ia perlahan bangkit, mendudukkan diri di ranjang dan mendadak merasa cemas. Apa Taehyung melihatnya? Apa Taehyung menemukannya didera mimpi buruk? Kanna mengusap bulir keringat dingin di pelipis, bergumam serak, "Kau membuatku terkejut."

Silinder pada leher Taehyung berdenyar kuning sekilas—mendadak menjadi waspada, tidak merasa nyaman menemukan gadis itu memiliki air muka sedemikian rupa. Ekspresinya yang sengit, keningnya yang berkerut. Kanna tidak pernah memiliki bayang wajah semacam itu sebelumnya. Jadi menggenggam jemari si gadis lebih erat, mendudukkan diri di sisi ranjang, Taehyung berkata perlahan, "Jantungmu berdetak cepat sekali. Apa aku perlu mengambilkan segelas air untukmu?"

Kanna menarik napas. Ia menatap bagaimana Taehyung masih belum melepaskan tangannya. Jemari pemuda itu begitu besar. Ruas-ruasnya melingkupi hangat—sedetik kemudian membuat Kanna tersadar barangkali alasan mengapa jantungnya jadi semakin berdetak tak terkontrol bukan hanya karena mimpi buruk.

Menggeleng sekali dan tersenyum sebisanya, Kanna menyahut lirih, "Tidak, Taehyung. Terima kasih." Si gadis menjeda sejenak. "Maaf membuatmu cemas. Aku tidak seharusnya menunjukkan itu padamu."

Taehyung menatap lurus. "Mimpi buruk?" Kanna mengangguk sekali dan si Kim bertanya lagi, "Haruskah aku berada di sisimu sepanjang malam ini? Aku tidak mau kau terlihat ... sakit. Seperti tadi."

HumanoidWhere stories live. Discover now