01 | Pressed

1.6K 199 19
                                    

Semua orang yang ada di restoran menatap ke arah meja yang ada di tengah ruangan, kecuali Taehyung yang sibuk menikmati skirt steak ditemani Namu sahabat karibnya.

Setelah seharian penat Taehyung berurusan dengan pekerjaan, Namu datang mengunjungi Taehyung di kantor, katanya kebetulan lewat. Dan pria berlesung pipi itu mengajak Taehyung makan di sebuah restoran rekomendasi seorang kenalan dari Tim Forensik.

"Panggil manajermu kemari!" geram pria kurus yang menjadi tontonan para pengunjung restoran.

"Sepertinya akan ada tontonan menarik sebentar lagi." Namu menyangga dagu menggunakan punggung tangan. Gelagatnya memperlihatkan betapa tertariknya ia seperti pelanggan lain yang menyorot meja tengah. Tak ayar beberapa tamu terlihat mengarahkan kamera ponsel.

Taehyung mengangkat pandangannya, menatap lurus ke Si pria pembuat onar yang marah karena jasnya basah oleh jus yang dibawa seorang pelayan wanita jus.

"Maaf atas ketidaknyamanan Anda, ada yang bisa saya bantu?" kata Jia dengan sangat sopan. Mungkin Jika Taehyung menolak ajakan Namu untuk makan malam di tempat itu, dia tak akan melihat senyuman itu, walau hanya senyum tipis. Ya, Taehyung sempat menolak begitu mengetahui Namu akan membawanya ke Moon Resto, yang tak lain adalah restoran yang dikelola istrinya.

Pria itu mendengus, tersenyum pongah menatap Jia dari atas sampai bawah. "Pelayan bodoh ini sengaja menumpahkan jus ke setelanku. Harganya bahkan bisa menghidupi kalian selama sebulan penuh tanpa bekerja." Sombong sekali.

Jia mengalihkan atensinya pada pelayan wanita yang tertunduk di sampingnya, wanita ini menyembunyikan wajah bukan karena takut pada pria yang memarahinya habis-habisan, akan tetapi takut akan dipecat karena menimbulkan keributan. "Ha Yeon-ssi, bisa beritahu alasanmu menumpahkan jus pada setelan mahal tamu terhormat kita?" Jia menekankan kata 'terhormat' dengan suara, bermaksud mempermalukan pria berengsek tersebut. Jia sudah dengar masalah ini dari pelayan yang memanggilnya tadi.

"Dia menyentuh bokongku dengan sengaja sambil membisikkan sesuatu yang mengarah pada hotel."

Para tamu yang lain berbisik-bisik setelah mendengar pernyataan Si pelayan muda. Beberapa pasang mata menatap mencemooh pada pria mesum yang ahli sekali playing victim.

"Bagaimana bisa anda melakukan hal seperti itu. Melecehkan lalu memaki-maki bukankah perbuatan Anda sudah sangat keterlaluan?"

Pria itu gelagapan sendiri mendengar dakwaan Jia padanya.

"Ahh, saksi. Pasti Anda akan menyangkalnya karena tidak ada saksinya, 'kan?" Jia menyapu pandangannya pada tamu lain yang sedang menatap seru ke arah mereka. "Maaf mengganggu acara makan malam kalian, Saya ingin bertanya apakah ada yang melihat pria memalukan ini berlaku tidak senonoh dengan pelayan yang ia maki?"

"Pi, pria memalukan? Apa katamu?" Pria itu mengambil satu langkah tepat di depan Jia.

"Ya, tindakan Anda itu sangat memalukan." Jia menatap penuh percaya diri, ia tak gentar walau ditatap seperti akan diterkam oleh pria yang lebih tinggi beberapa senti darinya.

Pria itu tersenyum miring. "Kau sangat ingin aku merealisasikan kata-kata itu, ya?"

Jia melempar tatapan tak paham, alisnya kontan mengerut, mundur sedikit karena pria di depannya. Tak berselang lama Jia merasakan tangan pria itu meraba bokongnya, matanya membolos karena itu, bukan hanya sekedar itu, pria itu bahkan menggerakkan dan meremasnya, persis seperti yang dilakukan pada pelayan yang menyiraminya jus. Pria itu sudah gila ternyata. Tidak waras.

Mata Taehyung membelalak melihat pemandangan itu, ia sudah hampir mengangkat bokong dari kursi, tetapi reaksi Jia terhadap perlakuan yang ia dapatkan membuat Taehyung membeku di tempat. Bukan hanya Taehyung, melainkan tamu lain juga sampai ada yang menutup mulutnya dengan telapak tangan.

StuffyWhere stories live. Discover now